Polisi buru empat pelaku peretas ribuan website
Argo mengatakan, sampai saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan kepada dua tersangka yang telah diamankan di Polres Surabaya. Dari pengakuan sementara mereka melakukan aksinya karena masalah ekonomi.
Jajaran Reskrim Cyber Crime Ditresskrimsus Polda Metro Jaya melakukan pengejaran terhadap empat orang pelaku dari kelompok peretas sistem elektronik bernama jaringan Surabaya Blackhat (SBH) asal Surabaya, Jawa Timur. Dua pelaku lainnya berinisial KPS dan NA warga Kota Surabaya, Jawa Timur berhasil diringkus.
"Jadi kita target ada enam orang, tapi yang berhasil ditangkap ada dua. Empat orang lagi masih dalam pengejaran," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/3).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Argo mengatakan, sampai saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pemeriksaan kepada dua tersangka yang telah diamankan di Polres Surabaya. Dari pengakuan sementara mereka melakukan aksinya karena masalah ekonomi.
"Dugaan awal karena faktor ekonomi, tapi masih kita dalami," ujarnya.
Dia menambahkan, KPS diketahui merupakan pendiri dari jaringan SBH ini. KPS bersama dengan NA diketahui sudah meretas sekitar 1.200 laman atau website baik di Indonesia maupun luar negeri.
"Polda Metro Jaya bekerjasama dengan FBI mengungkap jaringan peretas sistem elektronik pada Senin (12/3). Jaringan tersebut diduga telah meretas 3.000 sistem elektronik di 40 negara," pungkasnya.
Sebelumnya, Subdit IV Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) berhasil menangkap pelaku tindak pidana cyber yang telah meretas 600 website di dalam dan luar negeri. Pelaku berinisial KPS dan NA. Mereka merupakan anggota Surabaya Blackhat (SBH).
"Iya benar telah ditangkap dua tersangka pelaku kejahatan cyber kemarin Minggu (11/03). Dua tersangka yang diamankan oleh pihak kepolisian mereka adalah KPS dan NA yang berafiliasi dalam suatu kelompok yang dinamakan SBH," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada merdeka.com, Senin (12/3) malam.
Baca juga:
3 Hacker Surabaya Black Hat masih berstatus mahasiswa semester 5
Penangkapan 3 hacker Surabaya Black Hat hasil kerjasama Polri & FBI
Retas 600 situs, pendiri dan anggota Surabaya Blackhat ditangkap
Polresta Surakarta kantongi peretas running teks Hotel Megaland
Running text di papan hotel di Solo diretas, diganti kata-kata kotor