Polisi Dalami Pengakuan Sopir Bus Putera Fajar Soal Rem Sempat Diperbaiki Sebelum Kecelakaan
Wibowo mengatakan, sejauh ini baru satu orang yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Sopir bus masih dalam perawatan medis di klinik Dokkes Polres Subang.
Polisi Dalami Pengakuan Sopir Bus Putera Fajar Soal Rem Sempat Diperbaiki Sebelum Kecelakaan
- Polisi Bakal Periksa PO Bus Putera Fajar dan Karoseri Buntut Kecelakaan di Subang
- Sopir Bus Putera Fajar jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Subang, Ini Kelalaiannya
- Sopir Bus PO Handoyo jadi Tersangka Usai 12 Penumpang Tewas, Melaju 80Km/Jam & Sempat Terguling
- Polisi Gerak Cepat, Gelar Perkara Kasus Kecelakaan Tunggal Bus di Cipali Tewaskan 12 Penumpang
Polisi dalami pengakuan Sadiras, sopir bus Trans Putera Fajar yang terlibat kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat. Salah satunya terkait perbaikan bus.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Wibowo menerangkan, penyidik mendapat informasi lisan, kalau sopir mengakatan bus sempat diperbaiki oleh seseorang. Namun, sosoknya masih belum diketahui.
"Apakah memang yang didatangkan oleh pihak PO atau supir atau pihak lain. Ini sedang kita dalami nanti supir yang tahu ini," kata Wibowo saat dihubungi, Senin (13/4).
Wibowo mengatakan, sopir bus masih dalam perawatan medis di klinik Dokkes Polres Subang. Sehingga, belum dapat dimintai keterangan sebagai saksi.
"Mudah-mudahan secepatnya bisa pulih sehingga kita bisa cepat lakukan pemeriksaan," ujar dia.
Wibowo mengatakan, sejauh ini baru satu orang yang dimintai keterangan sebagai saksi. Dia adalah kernet bus Trans Putera Fajar. Pemeriksaan sedang berjalan di Polres Subang.
"Ada kernet. Dia sekarang lagi kita periksa. Kernet Alhamdulilah kondisi sehat," ucap dia.
Sebelummya, sopir bus, Sadira menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban. Baik korban yang meninggal maupun yang mengalami luka ringan ataupun berat.
"Keluarga-keluarganya (korban) saya mohon maaf sebesar besarnya, karena kejadian ini semua tidak ada yang mau, karena ini namanya musibah. Maafkan saya, telah tidak ada keluarganya pada saat saya bawa, yang luka berat, atau ringan, atau meninggal saya mohon maaf sebesar besarnya," kata Sadira yang dikutip dari Antara, Minggu (12/5).
Sadira sebelumnya mengungkapkan, kejadian itu bermula saat sedang makan di sore hari kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat. Pada saat makan, ia sempat diingatkan kalau kondisi bus yang dikendarainya mengalami rem blong.
"Saat itu sudah saya perbaiki, sudah semua, saya sampai panggil montir, kemudian dicek, aman, saya lanjutkan," kata Sadira.
Merasa sudah aman, bus tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya. Hanya saja di pertengahan jalan kondisi remnya lagi-lagi mengalami masalah hingga akhirnya tidak berfungsi. Tidak berfungsinya rem tersebut juga merambat ke bagian perseneling gigi.
"Iya, jadi pada saat. Jadi saya mau masuk gigi susah, kalau sudah ada angin habis itu masuk gigi jadi susah," kata dia.
Dia mengaku melakukan sejumlah langkah penyelamatan dengan cara mencari jalur darurat. Namun, kata dia, tidak ada jalur darurat di lokasi sebelum kecelakaan.
Satu-satunya jalan keluar yang bisa terpikirkan oleh dia bagaimana cara membuat bus yang dikendarainya dapat diperlambat dengan segala cara.
Alhasil, dia memutuskan untuk membanting stir dengan harapan dapat menghentikan laju bus. "Akhirnya saya buanglah ke kanan. Saat buang kanan, mobil terbalik. Saya enggak tau buang ke kanan ada motor. Karena ada motor sekitar sampai 5. Saya terusin terus ada korban 1," imbuhnya.
Hingga akhirnya, bus yang tidak terkendali tersebut berhenti ketika menabrak salah satu tiang listrik.