Polisi menduga 16 WNI ditangkap Turki terkait dengan 'utusan' ISIS
Polisi menduga ISIS memang mengirim utusan buat merekrut anggota di Indonesia.
Polri sampai saat ini terus mengusut keberadaan 16 warga negara Indonesia diduga hendak bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan ditangkap Kepolisian Turki di perbatasan Suriah beberapa hari lalu. Mereka juga mendalami kaitan antara warga Indonesia dengan empat warga negara Turkistan (Uigur), salah satu Provinsi di China dan berbatasan dengan Turki, ditangkap tim Densus 88 di Poso, Sulawesi Tengah, September 2014.
Menurut dugaan sementara polisi, empat WNA sedang menjalani hukuman itu terkait dengan perginya 16 WNI itu. Yakni mereka adalah kaki tangan ISIS dan ditugaskan pergi ke daerah-daerah tertentu buat merekrut dan memberangkatkan calon anggota.
"Indikasi yang kita dapatkan mengarah ke situ," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Rikwanto di Humas Polri, Jakarta, Senin (16/3).
Rikwanto mengatakan, dari hasil penyelidikan selama ini ada dua cara dilakukan kelompok ISIS merangkul anggota baru. Pertama propaganda lewat dunia maya.
"Kedua memang ada utusan ISIS ke seluruh dunia untuk menuju kantong-kantong yang sejalan untuk merekrut dan diberangkatkan ke Suriah," ujar Rikwanto.
Rikwanto melanjutkan, kuat dugaan lewat cara kedua inilah 16 WNI itu direkrut. Diduga empat WNA itu sengaja menuju Poso buat mempengaruhi warga lalu menyebar ke daerah lainnya. Karena menjadi salah satu kantong perekrutan ISIS, polisi mengatakan pengamanan wilayah bagian tengah Indonesia itu pun terus ditingkatkan.
"Sejauh ini di Poso. Nanti akan menyebar ke kantong-kantong yang dianggap bisa. Utamanya di Poso nanti menyebar di kantong-kantong yang menjadi daerah mereka," tandas Rikwanto.
Seperti diketahui tim Detasemen Khusus 88 pada Sabtu (13 September 2014) menangkap tujuh orang terkait terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Empat orang diketahui berkewarganegaraan Turki dan tiga lainnya warga lokal.