Polisi Pastikan Video Penculikan Anak di Pekanbaru Hoaks
Budi mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan kabar bohong. Lebih baik bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban.
Sejumlah grup WhatsApp dan media sosial dihebohkan dengan video penculikan anak di Pekanbaru. Setelah ditelusuri polisi, ternyata video itu hoaks.
"Bukan di Pekanbaru kejadian dalam video itu. Tapi di Pontianak," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes DR Pria Budi kepada merdeka.com Senin (30/1).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan kabar bohong. Lebih baik bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban.
"Masyarakat jangan terlalu cepat menyebarkan video yang belum pasti. Video penculikan anak itu kejadiannya bukan di Pekanbaru. Namun kita harus waspadai kejadian serupa terjadi di tempat kita," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Andrie Setiawan mengatakan, video yang beredar di WhatsApps terjadi di Pulau Kalimantan.
"Tidak ada kejadian penculikan anak di Pekanbaru, narasi di video itu hoaks,” jelasnya.
Dia mengaku sudah melihat isi video itu. Dalam keterangan video tersebut yang menyatakan aksi penculikan anak di Pekanbaru digagalkan.
'Berita terkini : Barusan kejadian di daerah bambu kuning, kulim, pekanbaru ada penculikan anak umur 3 tahun yang gagal, ketahuan oleh masyarakat' tulis keterangan video tersebut.
Setelah mendapat video itu, Andrie langsung menelusuri. Hasilnya, ternyata kejadian dalam video itu di Pulau Kalimantan.
"Dalam video itu kejadiannya di Pontianak," ungkapnya.
Ada beberapa video, pertama berdurasi 0,18 detik yang menggambarkan situasi anak-anak menangis yang diduga menjadi korban penculikan.
Kemudian ada juga video yang berdurasi 0,28 detik, dalam video itu tampak seorang perempuan memakai baju motif kotak warna merah yang diduga sebagai pelaku penculikan.
Andrie mengimbau kepada masyarakat Pekanbaru agar tidak sembarangan mengeshare video yang belum tentu kebenarannya.
"Jangan ikut-ikutan membagikan video yang belum pasti kejadiannya dan belum pasti lokasinya. Karena itu bisa menimbulkan keresahan bagi masyarakat lainnya," tutupnya.
(mdk/fik)