Polisi: PNS Wanita Tewas di DPRD Riau Murni Bunuh Diri
Polisi melakukan penyelidikan, namun belum ditemukan fakta yang mendukung bahwa korban ini meninggal dunia karena dibunuh.
Polresta Pekanbaru menyimpulkan kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama Fitria Yuliaunarti (40) murni bunuh diri. Fitria ditemukan tewas di dalam mobil Terios di basement atau parkiran kantor DPRD Riau
"Kita menyimpulkan korban meninggal dunia karena murni bunuh diri," ujar Kapolresta Pekanbaru Kombes DR Pria Budi, Jumat (16/9).
-
Di mana PNS itu ditikam? Peristiwa itu terjadi kira-kira pukul 09.28 WIT di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
-
Apa yang terjadi pada PNS tersebut? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Apa yang diteladani oleh ASN di Banyuwangi? Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi untuk meneladani sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW.
-
Apa definisi lengkap dari ASN? Aparatur Sipil Negara atau biasa disingkat ASN adalah pilar utama dalam menjalankan roda pemerintahan di Indonesia. Dalam sistem administrasi negara, ASN memiliki peran sentral dalam menyediakan pelayanan publik, menjaga stabilitas pemerintahan, serta mengimplementasikan berbagai program dan kebijakan yang telah ditetapkan.
-
Siapa saja yang termasuk dalam kategori ASN? Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Andrie Setiawan dari hasil autopsi, korban meninggal dunia karena benda tumpul pada bagian leher.
"Selain itu, kondisi lidah korban terjulur, ada pelebaran pembuluh darah. Korban tewas dalam waktu 24 sampai 36 jam," kata Andrie.
Selain itu, Andrie juga menyebutkan dari hasil autopsi Dokter Forensik Bhayangkara Polda Riau tidak ada luka lain menyebabkan korban meninggal dunia. Sejauh ini, pihaknya juga telah memeriksa 28 orang saksi serta menganalisa rekaman CCTV.
"Korban ditemukan dengan kondisi telentang di bangku tengah mobil. Lehernya tergantung kain. Jadi, berdasarkan gambaran muka, sesuai dengan gantung diri. Karena dari hasil otopsi tidak ada luka lain yang mengakibatkan korban dibunuh," jelas Andrie.
Polisi melakukan penyelidikan, namun belum ditemukan fakta yang mendukung bahwa korban ini meninggal dunia karena dibunuh.
"Dari hasil penyelidikan sebelum korban mengakhiri hidupnya sempat berfoto selfie dan mengirimnya kepada teman di Kepulauan Riau berinisial HAM," jelasnya.
Dari keterangan teman korban inisial HAM, dia dikirimi foto selfie dengan posisi sudah tergantung jilbab.
"Korban ini mengirim foto menampakkan bahwa korban ini mau gantung diri. Maka saksi kita periksa ke Kepri dan ternyata di sana saksi ngaku dapat foto tetapi belum dibuka karena sedang nyetir," katanya.
Dalam foto yang dilihatkan ke media itu, korban terikat jilbab seperti saat posisi ditemukan. Bahkan korban menuliskan kalimat perpisahan.
"Ada kalimatnya begini 'maafkan Ipit'. Nah pesan ini disampaikan kepada temannya inisial HAM bersamaan dia kirim foto," ucapnya.
Tidak hanya kepada HAM, korban bahkan mengirim pesan perpisahan kepada anak semata wayangnya. Pesan permintaan maaf dikirim sehari sebelum ditemukan tewas.
"Ada juga kirim pesan minta maaf sama anaknya. Ya pesan korban mensyiratkan terkait perpisahan lah," tandasnya.
(mdk/ded)