Polisi Ringkus Penimbun 500 Liter Solar Subsidi di Berau
Anggoro menerangkan, solar subsidi itu dibeli pelaku Sk Rp5.150 per liter dari SPBU. Di mana, Sk mendapatkan keuntungan sekitar Rp4.800 per liter dari penjualan solar subsidi itu.
Satreskrim Polres Berau di Kalimantan Timur menangkap warga Teluk Bayur di Berau. Sk (25) diduga menimbun 520 liter solar subsidi. Dia terancam 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp60 miliar.
Penangkapan dilakukan Sabtu (9/4) di kawasan Jalan Marsma R Iswahyudi, Teluk Bayur. Dari penyelidikan polisi, Sk menggunakan mobil Isuzu Panther dengan tangki modifikasi tepergok berulang kali membeli BBM solar subsidi di SPBU.
-
Kapan Pertamina Patra Niaga menjalankan program Subsidi Tepat untuk JBT Solar? Subsidi Tepat JBT Solar sudah diuji coba sejak tahun 2022 dan berjalan secara nasional di 514 Kota dan Kabupaten untuk penggunaan QR Code pada Bulan Juli 2023 lalu. Sepanjang tahun 2023, hampir 14 juta KL transaksi Solar sudah tercatat secara digital.
-
Siapa yang akan menentukan kriteria pengguna BBM Pertalite dan Solar Subsidi? Rencananya, kriteria pengguna BBM Pertalite dan Solar Subsidi akan ditentukan berdasarkan Cubicle Centimeter (CC).
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
-
Bagaimana cara Soeharto mempertahankan kebijakan subsidi BBM? Sayangnya, saran Habibie yang kala itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi tak digubris. Soeharto berkukuh mempertahankan subsidi, dengan alasan negara masih punya uang.
"Solar subsidi itu dimuat dalam jeriken kapasitas 20 liter. Pengakuannya, satu jeriken berisi 16 liter dan dia jual lagi Rp 160 per jeriken," kata Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono kepada wartawan di kantornya, Senin (11/4).
Dia menerangkan, solar subsidi itu dibeli pelaku Sk Rp5.150 per liter dari SPBU. Di mana, Sk mendapatkan keuntungan sekitar Rp4.800 per liter dari penjualan solar subsidi itu.
"Jadi per jeriken isi 16 liter solar subsidi, dia jual Rp160 ribu. Berarti dia jual Rp10.000 per liter. Faktanya dia beli Rp5.150 per liter. Dengan begitu ada keuntungan Rp4 ribuan," ujarnya.
Pelaku Sk sendiri menjual solar subsidi itu kepada siapa saja yang ingin membelinya. Motifnya memang ingin mendapatkan keuntungan. Dia pun kini ditetapkan tersangka dan meringkuk di penjara Polres Berau
"Yang bersangkutan melakukannya berulang. Penyidik menerapkan pasal 55 UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi," jelas Anggoro.
Dia memastikan penyelidikan terus berjalan. Dari kasus itu, Polres Berau menyita barang bukti 26 jerigen kapasitas 20 liter berisi sekitar hampir 500 liter solar subsidi.
"Apabila ada penyimpangan pendistribusian BBM, minyak goreng, khususnya di bulan Ramadan ini, siapapun oknum yang cari kesempatan dengan perbuatan menyimpang pasti kita lakukan penegakan hukum," tegasnya.
"Pemantauan dilakukan setiap hari di SPBU. Masyarakat kami imbau apabila mengetahui adalah penyalahgunaan, lapor ke kami. Sementara, belum ada keterlibatan pegawai SPBU," pungkas Anggoro.
(mdk/fik)