Polisi sebut keramba modus baru dijadikan tempat tinggal teroris
Polisi sebut keramba modus baru dijadikan tempat tinggal teroris. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, teroris tinggal di keramba waduk merupakan modus baru. Sebab, biasanya teroris kerap tinggal di rumah kontrakan maupun kos-kosan.
Densus 88 menggerebek markas teroris di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (25/12). Lewat penggerebekan tersebut dua terduga teroris tewas dan dua terduga teroris lainnya ditangkap hidup.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, teroris tinggal di keramba waduk merupakan modus baru. Sebab, biasanya teroris kerap tinggal di rumah kontrakan maupun kos-kosan.
"Mereka (teroris) kan umumnya tinggal di rumah-rumah kontrakan, kos-kosan. Sekarang ini modus baru, keramba. Waduk Jatiluhur. Bayangkan," kata Boy di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (27/12).
Boy mengakui kepolisian tak menyangka teroris memilih tinggal di keramba seperti terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. "Selama ini kan kita tidak menduga ternyata begitu sedemikian rupa mereka memilih tempat," ujarnya.
Boy mengatakan, pada awalnya terorisme berpindah-pindah tempat tinggal dan pada akhirnya memilih tinggal di keramba karena menganggap keramba merupakan lokasi yang aman. Namun, mantan Kapolda Banten ini bersyukur Densus 88 dapat melakukan penggerebekan sebelum teroris melakukan aksi penyerangan terhadap petugas kepolisian di Pos Polisi Bunder, Purwakarta.
"Kita bersyukur semuanya bisa mencegah, tidak ada korban-korban dari aksi teror ini, karena kita tahu mungkin pernah ingat (Aksi terorisme) yang di Cikokol, Tangerang dimana satu pelaku teror ini bisa melukai 3 polisi dengan tusukan pada waktu itu," katanya.
Untuk diketahui, Densus 88 Antiteror menembak mati Abu Sofi warga Kecamatan Kotawaringin, Kabupaten Bandung, dan Abu Faiz, warga Padalarang, Bandung Barat, di rumah kolam apung Waduk Jatiluhur.
Sebelum ditembak mati, polisi meminta Sofi dan Faiz menyerahkan diri. Namun, Faiz keluar rumah sambil mengacungkan golok dan tidak mengindahkan lima kali tembakan peringatan personel Densus 88 hingga akhirnya ditembak. Demikian pula dengan Sofi sehingga keduanya tewas.
Selain Abu Faiz dan Abu Sofi, Densus 88 Polri juga menangkap Rijal alias Abu Arham (29), warga Randukurung, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, dan Ivan Rahmat Syarif (28), Desa Yani Mulya, Ngamprah, Bandung Barat, di Kampung Ubrug, Kelurahan Cibinong, Jatiluhur, Minggu pagi.
Baca juga:
Polri sudah peroleh data antemortem dua teroris rumah apung
4 Terduga pelaku teror Purwakarta dibina terpidana teroris di Lapas
Gubernur Aher minta warga lebih waspada usai penangkapan teroris
Gubernur Aher tidak rela ada teroris di Jawa Barat
Densus 88 sita banyak paku dari kontrakan terduga teroris Purwakarta
Dua teroris tinggal gratis di Kolam Jaring Apung Jatiluhur
Bupati Dedi ingin Waduk Jatiluhur bersih dari kolam jaring apung
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.