Polisi selidiki katalog wanita cantik benar punya Alexis atau bukan
Polisi selidiki katalog wanita cantik benar punya Alexis atau bukan. Penyelidikan itu setelah kepolisian kemarin menerima laporan dari seorang perempuan yang fotonya termuat dalam katalog itu.
Polisi belum berencana memanggil pemilik Alexis terkait 'Katalog Alexis' yang beredar di media sosial. Katalog tersebut menampilkan para perempuan cantik yang diduga menjadi penghibur di hotel yang telah ditutup Pemprov DKI Jakarta itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, akan mengecek terlebih dulu kebenaran katalog tersebut. Apakah memang diedarkan pihak Alexis atau bukan.
"Nanti kami cek dulu, apakah katalog itu punya Alexis betul, apakah itu tulisan orang lain. Nanti akan kami selidiki apa benar," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (8/11).
Penyelidikan itu setelah kepolisian kemarin menerima laporan dari seorang perempuan yang fotonya termuat dalam katalog itu. Padahal berdasarkan keterangan yang bersangkutan, ia tak pernah membagi atau memberikan fotonya ke orang lain.
"Karena kemarin ada pelapor namanya mbak Widuri, karena dia merasa foto-fotonya di media sosial muncul di katalog Alexis," ujarnya.
Sebelumnya, tiga wanita yang terdapat di 'katalog Alexis' menyambangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya. Ketiga wanita ini tak terima namanya masuk di dalam 'katalog Alexis' seperti halnya Widuri yang sudah lebih dulu buat laporan.
Ketiga wanita tersebut adalah Junika Wijaya merupakan mahasiswi jurusan hukum, sedangkan Mala Ghassani mahasiswi jurusan psikologi. Sementara itu, Shinta Beby model majalah.
Piter L yang merupakan kuasa hukum Junika saat mengatakan, kalau kliennya merasa rugi atas katalog itu. Di lain sisi rugi materil dan moril juga sangat terganggu dalam perkuliahannya.
"Sore hari ini kita mendatangi Polda Metro Jaya terkait dengan membuat laporan Polisi dugaan pencemaran nama baik terhadap klien kami Junika Wjaya, seorang mahasiswi yang merasa dicemarkan nama baiknya oleh manusia yang tidak bertanggung jawab," ujar Pieter L di Polda Metro Jaya, Selasa (7/11).
Junika membantah bahwa ia merupakan salah satu dari puluhan model yang namanya ada dalam katalog Alexis itu. Ia meyakini bahwa ia telah difitnah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan nomor laporan LP/5426/XI/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus.
Sementara itu, Shinta Beby dan Mala Ghassani pun bernada sama dengan Junika. Mereka merasa difitnah oleh orang yang tak bertanggungjawab. Mereka pun buat laporan yang tertuang dalam nomor laporan LP/5430/XI/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus.
Baca juga:
Para wanita cantik dan seksi 'gerah' masuk katalog Alexis
Tiga wanita cantik ini tak terima masuk 'katalog Alexis'
Polisi akan cari pembuat dan penyebar katalog diduga wanita Alexis
Model cantik dalam katalog Alexis melapor ke Polda
Disebut 'bekerja' di Alexis, model majalah dewasa lapor polisi
-
Siapa yang sering menyewa wanita untuk kencan di hotel? Sidang kasus suap dan gratifikasi jual beli jabatan dan proyek infrastruktur menyeret mantan Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK) membongkar fakta baru perangai mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. Abdul Gani ternyata kerap menyewa wanita untuk menemaninya kencan di sejumlah hotel Jakarta dan Ternate.
-
Kapan Siantar Hotel diresmikan? Mengutip dari beberapa sumber, Siantar Hotel dulunya diresmikan pada 1 Februari 1915.
-
Apa ciri khas dari 'Downtown Hotel'? Berbeda dengan residential hotel yang jauh dari keramaian, downtown hotel justru berada di pusat keramaian. Biasanya, jenis hotel ini berada di kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
-
Kapan Hotel Du Pavillon diresmikan? Peresmian hotel baru Du Pavillon itu diwarnai dengan pertunjukkan sebuah grup opera dari Italia dan dihadiri para pejabat tinggi pemerintah kolonial Hindia Belanda.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Kalitaman dibangun? Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan. Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa.