Politikus Gerindra tak ada saat KPK segel ruangan di DPRD Jatim
Sekretaris DPW Gerindra Jatim Anwar Sadad mengaku belum mengetahui detail penyegelan ruangan Masuki. Dia akan menanyakan kasus tersebut saat rapat internal partai nanti malam.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyegel ruang kantor Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Moch Basuki, Senin (5/6). Saat petugas lembaga antirasuah ini menggerebek ruangan, politikus Partai Gerindra tersebut tak ada di tempat.
Dalam penggerebekan itu, petugas dari KPK itu menyita beberapa berkas dari ruangan Basuki. Selain itu juga membawa tiga orang staf komisi B, yaitu Agung, Syam dan Wahono.
Tak ada keterangan resmi baik dari KPK maupun anggota dewan terkait kasus ini. Tak satupun yang tahu kasusnya. Bahkan hingga saat ini, juga tak ada yang tahu keberadaan Basuki.
Sekretaris Gerindra Jatim, Anwar Sadad yang dikonfirmasi via telepon selulernya mengatakan, belum ada komunikasi apapun dengan Basuki.
"Saya tahu informasi ini juga dari broadcast, jadi belum tahu pasti kasusnya apa, OTT (operasi tangkap tangan) atau apa, saya juga belum tahu. Saya sendiri juga masih di luar kota dan belum ada kontak (komunikasi) dengan beliau," aku Anwar.
Anwar mengaku, nanti malam ada rapat di kantor Gerindra Jawa Timur dan akan menanyakan ihwal kasus yang menjerat Basuki. "Kebetulan nanti di kantor ada rapat, saya nanti akan menanyakan masalah ini," tandasnya.
Seperti diketahui, Senin siang, lebih dari lima orang petugas KPK mendatangi gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya.
Sekitar pukul 13.30 WIB, petugas keluar ruangan ketua komisi B tersebut dengan membawa berkas serta tiga orang staf. Mereka juga menyegel kantor milik Basuki.