Polres Jakbar Periksa 10 Saksi Terkait Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Covid-19
Avrilendi mendetailkan latar belakang saksi antara lain dari Yayasan Rumah Duka Abadi, Krematorium, agen dan Martin, pria yang memviralkan kejadian itu.
Polres Metro Jakbar terus mengusut kasus dugaan kartel kremasi yang menaikkan harga biaya kremasi pada saat pandemi Covid-19. Cerita ini berawal dari unggahan seorang warga Jakbar bernama Martin di akun media sosial.
Kanit Kriminal Umum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menerangkan, sebanyak 10 orang telah diperiksa sebagai saksi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Avrilendi mendetailkan latar belakang saksi antara lain dari Yayasan Rumah Duka Abadi, Krematorium, agen dan Martin, pria yang memviralkan kejadian itu.
"Sejauh ini sudah 10 orang yang kita ambil keterangan," kata dia saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).
Avrilendi menerangkan, penyidik masih mempelajari bukti-bukti untuk menemukan perbuatan pidana yang dilanggar. Sejauh ini tidak ada yang merasa dirugikan terkait kenaikan harga kremasi termasuk dari Martin sendiri. Avrilendi juga menyebut, Martin sampai sekarang tidak membuat laporan polisi.
"Sampai saat ini mereka tidak buat laporan. Martin tidak bikin laporan sampai dengan saat ini termasuk dari pihak-pihak lainnya. Karena dari pihak keluarga jenazah tidak merasa keberatan dan tidak merasa dirugikan," ucap dia.
Sebelumnya, warga Jakarta Barat bernama Martin mengeluhkan adanya kartel kremasi saat pandemi Covid-19. Hal itu bermula saat ibu mertuanya meninggal dunia di salah satu rumah sakit (RS) pada 12 Juli 2021 lalu.
Di tengah suasana duka, Martin sempat dihampiri oleh seorang petugas yang yang mengaku dari Dinas Pemakaman DKI Jakarta. Petugas tersebut menawarkan bantuan mencarikan krematorium.
Namun petugas itu menyebut kremasi hanya dapat dilakukan di daerah Karawang, Jawa Barat dengan tarif Rp 48,8 juta. Martin pun terkejut dengan nominal yang disebutkan.
Sebab proses kremasi untuk kakaknya yang meninggal beberapa pekan lalu tidak mencapai Rp 10 juta. Bahkan dua kerabatnya yang juga kremasi akibat Covid-19 hanya menghabiskan biaya Rp 24 juta per orang.
"Kami terkejut dan mencoba menghubungi hotline berbagai krematorium di Jabodetabek, kebanyakan tidak diangkat, sementara yang mengangkat jawabnya sudah full," kata Martin saat dikonfirmasi, Minggu (18/7/2021).
Dianggap tarifnya terlalu tinggi, Martin lantas menanyakannya langsung kepada pihak yang mengkremasi kakaknya beberapa waktu lalu. Ternyata tarifnya pun begitu tinggi. Lalu mereka menawarkan kremasi di Cirebon, Jawa Barat dengan tarif Rp 45 juta yang dapat dilakukan pada keesokan harinya.
Karena pihak RS minta agar jenazah segera dipindahkan, Martin menyanggupi tawaran kremasi yang di Karawang. Namun, saat itu petugas menyatakan bahwa kuota sudah penuh dan akhirnya menyanggupi yang di Cirebon.
Baca juga:
Lagi Antre Oksigen, Pria Ini Syok Dikabari Sang Ibu Telah Meninggal
31 Kasus Varian Delta Ditemukan di NTT, 2 Orang Meninggal Dunia
Puan Maharani: Jumlah Testing Covid-19 Kurang, Bisa Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari
Kendaraan Berstiker Khusus Boleh Masuk, Ini Skema Penyekatan PPKM di Kota Cirebon
5 Fakta Akidi Tio, Pengusaha yang Sumbang Rp2 Triliun untuk Penanganan Covid-19