Polres Jakbar Periksa Pemilik Yayasan Rumah Duka Usut Kasus Kartel Kremasi
Sebelumnya, kasus ini mencuat karena adanya keluhan dari masyarakat yang merasa keberatan atas mahalnya harga kremasi jenazah di saat angka kematian semakin tinggi saat pandemi Covid-19. Hingga ada dugaan, kenaikan harga tersebut disebabkan permainan dari kartel kremasi.
Polres Metro Jakarta Barat tengah mengusut kasus adanya permainan harga yang dilakukan kartel kremasi jenazah Covid-19. Dengan melakukan pemeriksaan terhadap dua orang dari pihak rumah duka.
"Sudah saat ini pengelolanya sedang dimintai keterangan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono saat dikonfirmasi, Rabu (21/7).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
Adapun pemeriksaan terhadap dua orang merupakan pihak dari Rumah Duka Abadi yang sudah diperiksa sejak pukul 10.00 Wib pagi.
"Lagi diperiksa sejak jam 10 dan ada dua orang yang diperiksa sama polisi," ujarnya.
Sebelumnya, keluhan terkait mahalnya kremasi saat pandemi Covid-19 disampaikan seorang warga Jakarta Barat, Martin. Pada 12 Juli 2021, ibu mertua Martin meninggal dunia di salah satu Rumah Sakit (RS). Saat berduka, Martin sempat dihampiri petugas yang mengaku dari Dinas Pemakaman DKI Jakarta. Petugas menawarkan bantuan untuk mencarikan krematorium.
Hanya saja kremasi saat itu hanya dapat dilakukan di Karawang, Jawa Barat dengan tarif Rp48,8 juta. Martin terkejut dengan nominal yang disebutkan.
Sebab proses kremasi untuk kakaknya yang meninggal beberapa pekan lalu tidak mencapai Rp10 juta. Bahkan dua anggota kerabatnya yang kremasi akibat Covid-19 hanya Rp24 juta per orang.
"Kami terkejut dan mencoba menghubungi hotline berbagai Krematorium di Jabodetabek, kebanyakan tidak diangkat sementara yang mengangkat jawabnya sudah full," kata Martin saat dikonfirmasi, Minggu (18/7).
Dianggap tarifnya terlalu tinggi, Martin sempat menanyakan kepada pengurus kremasi sang kakak beberapa waktu lalu. Ternyata tarifnya pun begitu tingginya. Lalu mereka menawarkan kremasi di Cirebon, Jawa Barat dengan tarif Rp45 juta yang dapat dilakukan pada keesokan harinya.
Lantaran terdesak pihak RS minta jenazah segera dipindahkan, Martin menyanggupi tawaran kremasi di Karawang. Namun, saat itu petugas menyatakan sudah penuh dan akhirnya menyanggupi yang di Cirebon.
Baca juga:
Jenazah Pasien Covid-19 Diambil Paksa di RS Siloam Kupang Dikembalikan Keluarga
Kasus Perampasan Jenazah Covid-19 di Kupang, Keluarga Bakal di Swab Test
Influencer Ini Beri Makanan Gratis untuk Pasien Covid-19 yang Isoman
Penambahan Kasus per 21 Juli, 33.772 Orang Positif Covid-19 di RI
Pemerintah Akan Beri Subsidi Gaji Korban PHK dan yang Dirumahkan Dampak PPKM Darurat
Kepala BIN: 1 dari 7 Orang yang Terkena Covid-19 di Indonesia adalah Anak-Anak