Polrestabes Bandung buka posko laporan korban First Travel
Korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel di Kota Bandung tak kalah banyak. Jumlahnya diduga mencapai ratusan. Polrestabes Bandung pun membuka pusat informasi atau 'crisis center' bagi para korban yang merasa tertipu.
Korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel di Kota Bandung tak kalah banyak. Jumlahnya diduga mencapai ratusan. Polrestabes Bandung pun membuka pusat informasi atau 'crisis center' bagi para korban yang merasa tertipu.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana mengaku, telah menerima sekitar 40 orang yang menjadi korban dari First Travel, di Mapolrestabes Bandung, Senin (28/8). Keinginan para korban ini juga untuk mengumpulkan seluruh korban lainnya yang belum terakomodir, untuk kemudian nantinya bisa mengambil uang dan dokumen penting seperti paspor.
"Yah dari hasil dialog tadi ada 40 orang yang mewakili sekitar 632 orang diduga korban dari First Travel berada di Bandung. Makannya kita akan membuat posko crisis center untuk memudahkan komunikasi dengan korban," kata Yoris. Perwakilan korban dipimpin Andrian (sebelumnya ditulis Adrian) Darmaji.
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 132 orang yang sudah terakomodir Andrian lewat satu laporan resmi ke Satreskrim Polrestabes Bandung. Karena data dari First Travel yang belum diberangkatkan mencapai 632 orang. Oleh karena itu posko dibuka.
"Kami juga selain membuka crisis center, tetap melakukan koordinasi dengan Mabes Polri," imbuhnya.
Andrian melanjutkan, sejak laporan resmi dilayangkan pada Senin 14 Agustus lalu, pihaknya menghimpun sekitar 132 berkas yang menjadi korban penipuan First Travel. Seluruh korban itu mendaftarkan diri untuk ke Tanah Suci untuk keberangkatan akhir tahun ini. Rata-rata uang yang sudah diserahkan Rp 14 - 16 juta.
"Kita ini sudah menghimpun 132 orang dari 632 korban versi (data) First Travel. Dan ini masih ada yang akan direkap lagi untuk dibuatkan pelaporan. Makannya kita terima kasih sudah difasilitasi crisis center," jelasnya di tempat sama.
"Kita dibantu buka crisis center lokal, jadi saya undang bapak-bapak dan korban yang domisili di Bandung untuk datang melaporkan ke sini," lanjutnya menambahkan.