Polri akui simpan RPG, tapi cuma buat pengenalan tak pernah dipakai
Polri akui simpan RPG, tapi cuma buat pengenalan tak pernah dipakai. Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menerangkan, jika alat-alat perang yang digunakan oleh anggota Brimob tersebut merupakan alat-alat sisa semasih polisi di bawah naungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Polri membenarkan, beredarnya sebuah video yang memperlihatkan jika anggota Brimob menembakkan dengan jenis granat berpeluncur roket atau RPG ke hutan belantara. Video itu diketahui berdurasi 58 detik, yang dimana salah seorang anggota Brimob menembakkan senjata anti-tank itu ke target di hutan belantara sebanyak dua kali.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menerangkan, jika alat-alat perang yang digunakan oleh anggota Brimob tersebut merupakan alat-alat sisa semasih polisi di bawah naungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
"Itu alat-alat itu adalah alat sisa waktu zaman polisi masih di bawah ABRI. Namanya pelontar Granat Infantery (PGI). Itu zaman kita masih, saya dulu juga dididik zaman ABRI. Saya (Setyo) dulu tentara juga gitu lo. Combatan juga. Zaman dulu kita dididik sama. Melempar garanat juga, melempar mortir juga," terang Setyo, Jakarta, Jumat (29/9).
Namun, Setyo membantah, jika anggota Brimob tersebut sedang melakukan latihan menembak. Pasalnya, alat itu digunakan oleh anggota Brimob hanya sebagai pengenalan saja.
"Itu sekarang ada di Pusdik Brimob untuk pengenalan senjata. Brimob juga harus tahu. Kalau kita melakukan pengenalan senjata ini PGI cara nembaknya seperti ini. Tahu itu aja," bantahnya.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri mengaku, jika alat-alat tersebut sudah tidak lagi dipakai oleh polisi saat di lapangan. Karena alat itu memang tidak diperbolehkan di dalam Korpa Bhayangkara.
"Tidak dipakai. Enggak ada lagi. Kita tidak ada pengadaan dari tahun ke tahun semenjak kita dipisahkan dari TNI sudah enggak ada pengadaan," ujarnya.
Selain itu, Setyo mengaku, jika alat-alat tersebut beserta dengan amunisinya masih ada di Korps Brimob Bhayangkara dan hanya untuk memberitahu cara kerja senjata tersebut kepada para anggota Brimob.
"Ada tapi sisa, hanya untuk pengenalan. Mungkin pelurunya masih ada beberapa puluh lah. Untuk bagaimana sih cara kerjanya bagaiamana menembaknya," akunya.
Baca juga:
Beredar video Brimob gunakan RPG, ini tanggapan Polri
Polri akui simpan RPG, tapi cuma buat pengenalan tak pernah dipakai
Polri yakin Panglima TNI tahu polisi simpan senjata RPG
Kata Wiranto soal pertemuannya dengan Presiden Jokowi dan Panglima TNI
Mantan Panglima TNI: Jangan ngomong banyak, tetapi tidak berbuat sesuatu
Panglima TNI sudah lapor Presiden, polemik 5.000 senjata dianggap selesai
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang sering dilakukan oleh para penambang timah ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk? Saksi kasus dugaan korupsi timah, Agung Pratama mengungkapkan penambang timah ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk kerap kembali meski sudah ditertibkan oleh PT Timah maupun aparat penegak hukum (APH)."Pada hari penertiban itu, mereka keluar. Setelah itu kadang beberapa minggu atau beberapa hari masuk lagi," ujar Agung selaku Direktur Operasi dan Produksi PT Timah periode 2020-2021 dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (4/9).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.