Polri: Satu Korban Kerusuhan 21-22 Mei Tewas Terkena Peluru Tajam
Mabes Polri mencatat, jumlah korban meninggal saat kerusuhan di sejumlah tempat di Jakarta pada 21-22 Mei sebanyak enam orang yang diduga merupakan massa yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Satu di antaranya telah teridentifikasi meninggal karena terkena peluru tajam.
Mabes Polri mencatat, jumlah korban meninggal saat kerusuhan di sejumlah tempat di Jakarta pada 21-22 Mei sebanyak enam orang yang diduga merupakan massa yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Satu di antaranya telah teridentifikasi meninggal karena terkena peluru tajam.
Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan demo terkait revisi UU Desa dilakukan? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Apa yang diperingati pada tanggal 23 Juli? Untuk meningkatkan kesadaran, dibentuk peringatan khusus, yaitu Hari Sjogren Sedunia setiap tanggal 23 Juli.
-
Kapan Permendag Nomor 22 dan 23 mulai berlaku? Permendag Nomor 22 Tahun 2023 dan Permendag Nomor 23 Tahun 2023 berlaku mulai 19 Juli 2023.
"Saya mengutip apa yang disampaikan Pak Kapolri, Pak Kapolri menyebutkan ada enam orang korban meninggal dunia, satu di antaranya teridentifikasi terkena peluru tajam, namun demikian dari hasil koordinasi dengan Pusdokkes, saat ini Pusdokkes masih semaksimal mungkin melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian dari para korban tersebut," jelasnya.
Dedi mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan kejadian yang sampai meninggalkan korban jiwa ini. Apalagi kerusuhan ini telah direncanakan dengan matang oleh oknum tertentu.
"Karena memang kerusuhan-kerusuhan ini didesain bukan kerusuhan spontan. Karena terbukti dari barang bukti yang ditemukan oleh aparat kepolisian di lapangan. Ada uang, kemudian dari hasil pemeriksaannya juga para tersangka tersebut mengakui bahwa uang yang diterimanya tersebut sebagai imbalan untuk melakukan aksi yang rusuh," terangnya.
Para perusuh ini juga menyusup ke massa aksi damai yang berjalan tertib. Setelah berhasil menyusup, mereka melakukan provokasi dengan pelemparan, penyerangan, pengrusakan, dan pembakaran secara masif. Aksi provokatif inilah yang membuat massa lainnya terpengaruh.
Dedi juga menduga ada keterkaitan penembakan ini dengan ditangkapnya enam orang yang membawa tiga senjata api sebelum terjadi kerusuhan pada 21 Mei. Inilah yang juga tengah didalami pihaknya.
"Makanya karena ini adalah settingan, kemarin Pak Kapolri sendiri menunjukkan sebelum kejadian itu juga menemukan, menangkap enam tersangka dengan tiga senjata api. Satu senjata api laras panjang, dua senjata api laras pendek, desain itu sudah kelihatan di awal. Sebelum tanggal 21 itu sudah didesain," jelasnya.
"Tentunya masih didalami lagi beberapa senjata-senjata apakah masih ada di luar atau tiga itu yang berhasil diamankan. Kita tunggu hasil pemeriksaan Satforensik yang dilakukan oleh teman-teman Polda Metro. Nanti akan ketemu dan terurai semua siapa aktor intelektual di balik setting maupun desain kerusuhan ini," lanjutnya.
Dedi mengatakan, tim forensik nantinya akan mengeluarkan hasil otopsi untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian enam orang ini. Termasuk juga menyampaikan identitas lengkap korban.
"Kita tunggu dari tim yang nanti akan menyampaikan secara ilmiah apa penyebab kematian, dari Pusdokkes," ujarnya.
Baca juga:
Kronologi Penemuan Ambulans Berlogo Gerindra Bawa Batu di Demo 22 Mei
Stasiun Tanah Abang Kembali Dibuka Usai Aksi 22 Mei
Pasca-Demo Ricuh, Sultan Pontianak Jamin Gangguan Keamanan Tak Terulang Lagi
Polri: Satu Korban Kerusuhan 21-22 Mei Tewas Terkena Peluru Tajam
Usai Kerusuhan, Petamburan Kembali Kondusif