Popularitas Dinilai Jadi Modal Kaesang di Pilkada Jateng
Popularitas Dinilai Jadi Modal Kaesang di Pilkada Jateng
Pangi menjelaskan, dalam pilkada selalu bicara tentang sosok atau ketenaran figur. Sehingga, elektabilitas terkadang tidak berbanding lurus dengan kemampuan mengatasi masalah.
- Pilihan Pasangan Kaesang Jika Maju Pilkada Jakarta: Realistis Anies
- Petinggi PDIP: Anies Berpasangan dengan Kader Kami di Pilkada Jakarta akan Sangat Baik
- Pengamat Sebut Ada Tiga Nama yang Dinilai Kuat Menandingi Anies Jika Maju Pilgub Jakarta
- Kisah Pilu Komeng yang Jadi Calon Anggota DPD: Istri Sering Keguguran dan Pernah Divonis Tidak Akan Punya Anak
Popularitas Dinilai Jadi Modal Kaesang di Pilkada Jateng
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago bicara peluang Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep pada Pilkada Jawa Tengah 2024. Menurutnya, Kaesang berpeluang positif karena memiliki popularitas.
Pangi menjelaskan, dalam pilkada selalu bicara tentang sosok atau ketenaran figur. Sehingga, elektabilitas terkadang tidak berbanding lurus dengan kemampuan mengatasi masalah.
"Ada juga sosok figur bagus tokoh tapi mereka belum punya kemampuan di dalam konteks mengatasi masalah kompetensi dan kapasitas, tapi soal karena dia sosok publik figur yang dikenal," kata Pangi kepada wartawan, Kamis (11/7).
Oleh karena itu, Pangi menerangkan, biasanya di dalam pemilihan bupati, wali kota gubernur, DNA-nya lebih cenderung terhadap ketenaran figur ketimbang soal-soal lain.
"Itulah mengapa partai masih butuh publik figur tokoh-tokoh terkenal, tokoh-tokoh yang menonjol seperti Kaesang dibutuhkan dalam konteks ini," ucapnya.
"Karena ini bukan soal kemampuan strong leadership dalam memitigasi masalah atau kemampuan mengatasi masalah tapi ini lebih condong kepada sosok publik figur," sambungnya.
Menurutnya, dalam kompetisi Pilkada Jawa Tengah peluang semua calon masih sama lantaran tidak ada lawan petahana atau incumbent.
"Kalau soal Kaesang tentu saja semua terbuka bagai siapapun, karena di Jawa Tengah kan nggak ada incumbent, dalam arti kaya lapangannya datar," kayanya
Pangi mengungkapkan, untuk di Jateng masih sangat dinamis karena belum ada calon yang melewati angka 50 persen secara elektoral.
"Atinya Jateng masih cukup kompetitif masih sangat dinamis, semua peluang masih bisa terjadi apalagi belum ada pasangan yang real, konkret untuk partai pengusung, jadi masih utak atik koalisi, cari pasangan," kata Pangi.
Terlebih, Pilkada Jateng termasuk menjadi peta politik nasional yang bakal menyita perhatian publik.
"Semua mata akan tertuju kesana semua mata akan tertuju kesana akan jadi perbincangan nasional, karena Jateng provinsi yang sebenarnya kandang PDIP," pungkasnya.