Potret Kemiskinan di Samarinda, 3 Warga Terlantar Hingga Meninggal Dunia
Tiga orang miskin dan terlantar di Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal di hari yang sama, Jumat (18/1) kemarin. Ketiga jenazahnya, dimakamkan bersamaan malam harinya, oleh para relawan. Kisah ketiga warga itu cukup memprihatinkan.
Tiga orang miskin dan terlantar di Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal di hari yang sama, Jumat (18/1) kemarin. Ketiga jenazahnya, dimakamkan bersamaan malam harinya, oleh para relawan. Kisah ketiga warga itu cukup memprihatinkan.
Yusuf (63), pertama kali ditemukan salah seorang relawan mandiri di Samarinda, Muliadi (38). Saat itu, dia tidur menggelandang di emperan toko, pusat pertokoan Citra Niaga.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Apa yang terkenal dari Kampung Kemasan? Tak jauh dari pusat Kabupaten Gresik, ada sebuah kampung yang terkenal dihuni oleh para crazy rich sejak ratusan tahun lalu. Namanya Kampung Kemasan.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan di daerah Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.Perkembangannya mulai melesat pada 1950-an, dan ditandai dengan tingginya permintaan pasar dan hadirnya berbagai motif.
-
Apa yang dilakukan Kemensos di Kabupaten Tulungagung? Kementerian Sosial berkolaborasi memberikan pelayanan operasi katarak bagi PPKS lanjut usia (lansia) di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, menggandeng Pemkab Tulungagung, RSUD Dr. Iskak, YPP, SCTV, Indosiar serta Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
Kondisi Yusuf saat itu, sangat memprihatinkan, dan menjadi perhatian lalu lalang warga. Tubuhnya yang kurus, beralas kardus, tidur berpindah-pindah, di berbagai sudut pertokoan, di emperan toko.
"Saya bawa Pak Yusuf itu, ke rumah sakit di Samarinda tanggal 1 Januari," kata Muliadi, dalam perbincangan bersama merdeka.com, Sabtu (18/1) sore.
Selang beberapa hari, Muliadi kembali menemukan pria tua yang menggelandang di emperan toko. Sama dengan kondisi Yusuf. Pria tua berpostur kurus yang diketahui bernama Deni, dengan usia sekitar 60-an tahun itu, juga memprihatinkan.
"Kalau Pak Deni ini, saya bawa ke rumah sakit yang sama tanggal 12 Januari. Dua-duanya bisa bicara kok," ujar Muliadi.
Diagnosa medis, Yusuf diketahui menderita sakit paru, dan Deni sakit Tuberculosis. Tidak banyak yang bisa diketahui dari Yusuf, hingga dia bisa hidup terlantar, dan menggelandang di emperan toko. Yusuf seperti menutup rapat ingatannya.
"Tapi, kalau Pak Deni, dia cerita 20 tahun terpisah dengan keluarganya yang ada di Malang (Jawa Timur). Tidak banyak tahu, kenapa bisa terpisah selama itu," ungkap Muliadi.
Yang mengharukan, Deni, sempat melakukan video call dengan istri dan anaknya, di Malang.
"Jadi, sempat saya unggah informasi itu, baik Pak Yusuf dan Pak Deni, supaya keluarganya tahu. Nah, keluarga Pak Deni ada yang merespons. Akhirnya, sempat video call," sebut Muliadi.
Dua hari lalu, Muliadi kembali mendapatkan kabar, adanya bayi terlantar. Bayi itu lahir prematur, dari pasangan suami istri keluarga miskin, yang tinggal di Jalan Proklamasi. "Bersalin tidak ada biaya, jadi sang ibu melahirkan sendiri di rumah. Bayinya hidup, dan saya bawa ke rumah sakit. Tapi kondisinya terus menurun," terang Muliadi.
Namun, Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Setelah kondisi kesehatan ketiga orang terlantar itu, baik Yusuf, Deni dan bayi itu terus menurun, akhirnya ketiganya meninggal di hari yang sama, Jumat (18/1) kemarin. "Iya benar, meninggal di hari yang sama, waktunya yang beda," jelas Muliadi.
Tentu, Muliadi tidak bisa sendiri mengurus pemakamannya. Dia pun mengabarkan ke sesama rekan relawan lain di Samarinda, untuk meminta bantuan memakamkan ketiga jenazah itu. Diputuskan, ketiganya dimakamkan bersamaan di pemakaman Jalan Sentosa.
"Jadi, dimakaman Jumat (17/1) malam kemarin, bersama-sama dengan teman-teman relawan lainnya," demikian Muliadi mengakhiri perbincangan.
Baca juga:
Ganjar Sarankan Santunan Orang Miskin dan Pengemis Lewat Lembaga Resmi
Tekan Gini Ratio ke 0,38, Pemerintah Dorong Industri 4.0 dan Ekonomi Digital
10 Year Challenge, Potret Kemiskinan Indonesia
Potret Permukiman Kolong Tol di Tengah Angka Kemiskinan Menurun
Pimpinan Komisi XI DPR Geram Kampung Halamannya Disebut Paling Rentan Miskin
Pidato Prabowo Sentil Tingginya Kemiskinan Saat ini, Cek Faktanya di Sini