PR Polisi Ungkap Pembunuh Pensiunan TNI jadi Pengawal Cabup Bantaeng
Kinerja Kepolisian Resor Bantaeng menuai sorotan karena belum mampu mengungkap pelaku.
Pensiunan TNI sekaligus pengawal pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Bantaeng, M Fathul Fauzy Nurdin-Sahabuddin bernama Subhan meninggal dunia usai sepekan dirawat setelah ditikam orang tak dikenal di depan rumahnya. Kinerja Kepolisian Resor Bantaeng menuai sorotan karena belum mampu mengungkap pelaku.
Kerabat Subhan, Ririn mengatakan, korban meninggal dunia pada Rabu (9/10) kemarin pukul 03.00 Wita. Ririn mengungkapkan Subhan meninggal akbat infeksi luka akibat ditikam OTK.
- Polisi dan TNI Susuri Jalan Setapak Temui Warga Sampaikan Pesan Pilkada Damai
- Praperadilan Bebaskan Pegi Setiawan, Kejagung Nilai Ada Prosedur yang Tidak Dijalankan Polisi
- TNI 'Geruduk' Kantor Polisi Bikin Heboh, Kapolresnya Pasrah saat Ramai-Ramai Lakukan ini
- Buru Pembunuh Kakek di Garut, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak
"Bapak Subhan wafat jam 2 lebih. Menurut dokter, beliau tidak bisa bertahan karena infeksi luka bekas tusukannya," ujar Ririn melalui keterangan tertulisnya, Kamis (10/10).
Ririn menjelaskan, keluarga sebenarnya ingin merujuk Subhan ke Rumah Sakit di Kota Makassar. Mengingat, kondisi kesehatan Subhan tak kunjung membaik.
"Kemarin itu tiba-tiba masuk ICU, karena kesadaran menurun. Jadi keluarga sepakat untuk mau rujuk ke Makassar, karena pertimbangan kondisi kesehatan, dokter menyarankan untuk menunda. Namun, takdir berkata lain, besok subuh, pak Subhan telah meninggal dunia," kata Ririn.
Korban Telat Ditangani Rumah Sakit
Sementara Tim Hukum UJI-SAH, Udhin Jalarambang menyoroti kinerja RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng dan Polres Bantaeng, pasca wafatnya Purnawirawan TNI Pengawal UJI-SAH, Subhan.
"Bayangkan saat kejadian, almarhum tiba di rumah sakit jam 2 dini hari tapi belum dilakukan operasi sampai pagi. Dokter baru operasi setelah Prof Nurdin membesuk almarhum dan menelpon langsung dokter sekira jam 9 pagi," ujar Udhin.
Udhin juga mengomentari kinerja kepolisian yang belum juga mengungkap pelaku penikaman terhadap korban. Padahal, kejadian tersebut sudah seminggu lalu.
"Sudah seminggu polisi belum memberikan apa-apa soal pelaku. Kita tidak tahu siapa orangnya apalagi penangkapannya," kata Udhin.
"Saya mohon seluruh instansi bekerja secara profesional dan berintegritas. Kita tidak ingin menduga, jika lambannya penanganan Pak Subhan ada hubungannya karena politik," imbuh Udhin.
Sementara tim Hukum Uji-SAH, Muh Nur Fajri mengaku telah mendatangi Polres Bantaeng untuk mempertanyakan kasus penikaman terhadap Subhan. Ia pun menyayangkan lambatnya pengungkapan kasus tersebut oleh Polres Bantaeng.
“Kami sangat menyayangkan lambatnya proses penanganan Polres Bantaeng terhadap kasus ini (penikaman). Belum ada perkembangan yang signifikan, padahal korban sudah menyebutkan ciri-ciri pelaku kepada polisi," tutur Fajri.
Penjelasan Polisi
Sementara Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Bantaeng, Inspektur Satu Amiruddin mengatakan kasus penikaman terhadap Subhan tetap menjadi atensi. Hanya saja, penyelidikan terkendala tidak adanya saksi yang melihat secara langsung kejadian
"Masih diselediki, karena tidak ada saksi yang melihat langsung, kecuali dia (korban) langsung," ujar Fajri.
Amiruddin menyebut saat ini Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) bekerja secara maraton untuk mengungkap kasus tersebut. Meski tidak ada saksi yang melihat langsung, Amiruddin mengaku masih memeriksa CCTV.
"CCTV sudah diperiksa. Namanya penyelidikan sudah semua diusahakan," ucap Amiruddin.
Kronologi Penikaman
Sebelumnya, Subhan menjelaskan kronologi ditikam OTK di depan rumahnya pada Rabu dini hari tadi. Subhan menyebut penikaman tersebut terjadi usai dirinya pulang dari Posko Pemenangan salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng, M Fathul Fauzy Nurdin-Sahabuddin di Bontoatu.
"Jadi pelakunya dua orang. Satu di motor standby, satu pelaku menikam. Setelah penikaman pelaku langsung melarikan diri," ungkap Subhan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/10).
Usai kejadian tersebut, Subhan langsung pergi ke Polsek Bissapu untuk melaporkan kejadian penikaman yang dialaminya. "Saya bawa motor sambil memegang luka. Di kantor polisi saya pingsan dan lalu dibawa ke rumah sakit," tutur Subhan.
Subhan berharap, Polres Bantaeng secepatnya menangkap para pelaku, untuk mengetahui motif pelaku melakukan penikaman. Mengingat, saat ini dirinya bertugas mengawal paslon nomor urut 1, UJI-SAH.
"Saya merasa tidak pernah bermasalah dengan orang. Sehingga pelaku ini harus segera ditangkap. Polres Bantaeng wajib bergerak cepat menangkap pelaku, demi menjaga kemanan dan ketertiban Bantaeng yang sedang menjalankan Pilkada," tegas Subhan.