Preman sandera tiga pegawai objek wisata Pantai Air Manis Padang
Hampir setengah jam, ketiga pegawai yang diketahui bernama Danil, Asti dan Nia, itu berada di bawah ancaman dan tawanan beberapa preman. Disinyalir, peristiwa itu dipicu preman yang tidak mau membayar uang masuk di objek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kota Padang.
Tiga pegawai Dinas Pariwisata Kota Padang, Sumatera Barat, yang bertugas di pintu gerbang objek wisata Pantai Air Manis, mendapat ancaman bahkan sempat disandera beberapa preman, pukul 17.00 WIB, Selasa (20/3). Disinyalir, peristiwa itu dipicu preman yang tidak mau membayar uang masuk di objek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kota Padang.
Hampir setengah jam, ketiga pegawai yang diketahui bernama Danil, Asti dan Nia, itu berada di bawah ancaman dan tawanan beberapa preman. Asti dan Nia menceritakan pengalaman buruk yang menimpa mereka.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Bagaimana preman itu berusaha meyakinkan pengemudi bahwa dirinya terserempet? Saat mengemudi di Perempatan Berdikari pukul 21.00 WIB, keduanya dikejutkan oleh sang preman yang tiba-tiba mengaku diserempet. "Jujur, kita kaget tiba-tiba disuruh minggir padahal engga nyerempet, engga nabrak, engga potong jalan. Posisi jalan santai banget," ujarnya, demikian dikutip dari keterangan pada unggahan akun Instagram @poldametrojaya.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa mantan kekasih Pratama Arhan? Netizen kembali ramai membicarakan Marshella Aprilia, mantan kekasih Pratama Arhan yang dikabarkan telah menjalin hubungan asmara selama beberapa tahun belakangan.
-
Apa yang dilakukan Pratama Arhan saat rumor perselingkuhan Azizah Salsha beredar? Namun, pada saat itu, keduanya memilih untuk diam dan tidak memberikan pernyataan apa pun.
-
Kapan Paspampres dibentuk? Paspampres adalah salah satu dari Badan Pelaksana Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Kata mereka (preman) tidak mau melepaskan kami kalau sebelum Kepala Dinas (Kadis) datang langsung ke lokasi. Satu orang mengancam dengan pisau, dan yang mengelilingi banyak," jelas Asti dan Nia di Mapolresta Padang.
Mereka mengaku pernah tiga kali diancam. Namun hanya secara lisan. Tapi kejadian kali ini diancam dengan senjata tajam.
"Saya rasa masalahnya hanya sepele, karena mereka tidak terima dengan keberadaan kami di situ untuk memungut distribusi karcis masuk ke dalam objek wisata Pantai Air Manis," dugaannya.
Saat mendapat informasi anak buahnya diancam preman, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi langsung bertolak ke lokasi. Di perjalanan, Medi Iswandi bertemu Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Asril Prasetya, yang saat itu sedang patroli.
Tanpa pikir panjang, Medi Iswandi langsung memberi tahu peristiwa tersebut kepada Asril Prasetya sembari meminta bantuan. Mereka langsung mendatangi lokasi penyanderaan.
"Setelah Pak Kadis dan Polisi datang beberapa preman itu langsung kabur. Tetapi ada satu yang berhasil ditangkap dan dibawa ke Mapolresta," sambung Asti.
Kasat Lantas Polresta Padang, Kompol Asril Prasetya menuturkan, satu orang diduga sebagai pelaku berhasil diamankan. Selain itu, senjata tajam berupa sebilah pisau juga turut disita.
"Seorang yang diduga pelaku telah kami amankan atas nama Hengki berikut dengan senjata tajam yang digunakan untuk mengancam. Saat ini, pelaku masih diperiksa oleh Satreskrim Polresta Padang untuk ditentukan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku," katanya.
Kadis Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi mengingatkan, pemerintah melarang siapapun di wilayah objek wisata Pantai Air Manis melakukan pungutan liar. Karena itu pihaknya menempatkan pegawai di pintu masuk untuk distribusi karcis.
"Kami tidak mengizinkan apapun itu bentuk punglinya, sebab gerbang Pantai Air Manis ini dikelola dan dioperasikan oleh Pemerintah Kota Padang. Tidak mungkin pihak lain apalagi oknum premanisme melakukan pungli di gerbang itu," tegasnya.
Dijelaskannya, pihaknya memang menempatkan sebanyak tiga pegawai diantaranya dua perempuan dan satu laki-laki yang bertugas untuk menjual tiket dan menerima wisatawan.
"Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita, kedepan mungkin kita akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membentuk satuan tim. Semoga dalam rapat Muspida nanti dapat diusulkan agar hal ini tidak terjadi lagi," harapnya.
Baca juga:
Bikin resah, preman kampung diciduk saat sedang teler
Polda Jatim gelar Operasi Sikat Semeru, 131 preman ditangkap
Polda Metro Jaya ringkus 1.475 orang dalam Ops Premanisme
4 Hari Operasi Lilin, 667 preman di Jakarta diringkus polisi
Resahkan warga DKI, puluhan preman dan pengamen di Jakarta Selatan dijaring polisi