'Pro ISIS di Indonesia yang belum ke Suriah lebih berbahaya'
"Kalau ada yang sudah gabung ISIS (di Suriah), melihat kemunafikan, korupsi diskriminasi, kesengsaraan. Namun yang tidak pernah berangkat dari Indonesia, merekalah yang punya semangat paling kuat," tutur Sidney
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan bahwa ada tiga asumsi baik yang dipercaya oleh pemerintah maupun masyarakat yang perlu dikoreksi. Seperti pendapat bahwa masyarakat pro ISIS yang bergabung ke Suriah dan kembali ke Indonesia, menjadi yang paling berbahaya dalam upaya terorisme.
"Yang lebih berbahaya adalah orang lokal yang tidak pernah injak kaki di Suriah tapi punya harapan, ilusi bahwa Daulah Islamiah terpenting. Kalau ada yang sudah gabung ISIS (di Suriah), melihat kemunafikan, korupsi diskriminasi, kesengsaraan. Namun yang tidak pernah berangkat dari Indonesia, merekalah yang punya semangat paling kuat," tutur Sidney di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Apa yang membuat posisi Indonesia semakin baik dalam Global Terrorism Index? Posisi Indonesia, kami laporkan, dalam Global Terrorism Index semakin baik, dalam kategori medium impacted.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
Kemudian yang kedua adalah asumsi bahwa kekuatan ISIS akan menurun lantaran kekalahan yang dialami militannya di Suriah dan Irak. "Tapi saya kira mungkin Timur Tengah saat ini dianggap tidak relevan lagi. Mereka berpikir, mereka bisa berlanjut tanpa di Timur Tengah," jelas dia.
Hal ketiga adalah pemahaman bahwa target dari kelompok terorisme adalah orang asing yang ada di Indonesia. Sebab nyatanya, mereka beralih untuk melakukan penyerangan terhadap aparat kepolisian dan jemaat gereja.
"Dua target itu, satu gampang dan masih bisa menjadi semacam proxy untuk orang barat juga (jadi korban). Apalagi gereja," kata Sidney.
Sementara itu, Sidney menilai Aksi 212 yang pernah ramai tidak ada hubungannya dengan terorisme di Indonesia. Dua fenomena tersebut dinilai sangat berbeda dalam segi ideologi dan bahkan pemimpinnya pun punya sikap yang bertentangan.
"Tetapi ada dampaknya dari eksklusifisme, di mana minoritas misalnya orang kristen, dilihat sebagai warga kelas dua di Indonesia. Karena itu, mungkin target seperti gereja semakin masuk akal. (Bahkan) kalau situasi politik membuat pemikiran masuk seperti itu," Sidney menjelaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com