Propam Jakut duga polisi yang tembak mati Jamal langgar prosedur
"Dia terlalu responsif, semestinya kejadian itu bisa diselesaikan tanpa tembakan," kata Santoso.
Penembakan yang dilakukan oleh Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP I Gede Ngurah terhadap Jupri Pasaribu (45) alias Jamal diduga tidak sesuai prosedur. Jamal harus tewas setelah ditembak oleh I Gede saat berbuat onar di kawasan Sungai Bambu Jakarta Utara.
"Dalam kasus ini, Gede diduga tidak terlebih dahulu memastikan apa yang sebenarnya terjadi sebelum akhirnya memutuskan untuk melepaskan tembakan ke arah Jupri," kata Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Metro Jakarta Utara, Komisaris Santoso saat dikonfirmasi, Selasa (7/7).
Santoso mengungkapkan, kejadian itu bermula dari Wakil Kepala Polsek (Wakapolsek) Tanjung Priok yang menghubungi Gede, lalu meminta dia datang ke lokasi Wakapolsek berada karena ada keributan.
"Sebelum Gede berada di lokasi keributan, Wakapolsek Tanjung Priok sudah berada di sana. Nah pas Gede datang ke TKP di Sungai Bambu itu, di sana dia dapat informasi baru dari orang yang ada di sekitar situ bernama Suprapto," jelasnya.
Lanjutnya, berdasarkan penuturan Gede, Suprapto bercerita ke Gede bahwa rumah Ibunya di Jalan Jati VIII RT08/09, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara diserang Jupri, bahkan sampai dihancurkan dan ibunya diancam dengan senjata tajam.
"Mendengar hal itu, Gede pun langsung menuju rumah Ibu Suprapto itu dan mendapati Jupri memang sedang ada di sana," ucapnya.
Tanpa mencari info lebih jelas apakah yang disampaikan Suprapto terkait adanya Jupri di sana benar untuk berbuat onar atau tidak, Gede langsung melepaskan tembakan hingga Jupri tak bernyawa.
"Menurut Gede seperti itu. Namun kasus ini ini juga masih kami dalami. Namun di lokasi, pihak kami tak menemukan barang bukti senjata tajam yang diduga dibawa Jupri," tuturnya.
Santoso menyayangkan sekali tindakan I Gede yang terbilang responsif. "Dia terlalu responsif, semestinya kejadian itu bisa diselesaikan tanpa tembakan," tutupnya.
Baca juga:
Ini kronologi lengkap polisi tembak mati ketua ormas di Jakut
Polisi penembak mati ketua ormas di Jakut dimutasi jadi staf
Polisi yang tembak warga Tanjung Priok diperiksa Propam Polda Metro
Ibu Jamal tidak terima anaknya tewas ditembak polisi
Kapolres Jakut sebut penembakan Jamal sesuai prosedur
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"