Proyek plengsengan Jembatan Mondo berbiaya Rp 200 juta ambrol
"Karena masih dalam proses pengerjaan, maka kontraktor lah yang bertanggung jawab," kata Sony.
Ditengarai dikerjakan asal-asalan, proyek pembangunan jembatan dan plengsengannya di Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berbiaya miliaran rupiah dari APBD 2014 ambrol. Jembatan sepanjang 40 meter yang baru memasuki tahap finishing itu rusak dan ambrol.
Menurut warga setempat, bangunan plengsengan dari tatanan batu dan campuran semen dengan pasir tersebut diduga menyalahi besaran teknik (bestek). Sebab bangunan yang baru selesai dikerjakan tersebut hancur, meski tidak diterjang oleh air sungai.
"Plengsengan ambrol pada hari Minggu, 18.30 kemarin. Plengsengan ambrol secara bertahap, mulai dari bagian bawah kemudian bagian atas, secara perlahan," ujar Masfid warga setempat, Senin (17/11).
Ditambahkan Masfid, bangunan plengsengan tersebut kesannya hanya ditempelkan pada tanah yang kondisinya labil. Selain itu, bagian bawah, tampaknya juga tidak dicor, seperti cakar ayam ketika membangun rumah.
Mijianto, salah satu ketua RT setempat mengaku sangat menyayangkan ambrolnya plengsengan Jembatan Mondo. Sebab rusaknya jembatan yang sudah tiga tahun lebih dan tak segera diperbaiki tersebut telah membuat jalur perekonomian warga terhambat.
Sebab, talut atau plengsengan tersebut baru berumur beberapa hari saja. Pihaknya berharap, pelaksana proyek segera membangunan kembali dengan konstruksi yang lebih mumpuni.
Plengsengan yang runtuh berada di sisi sebelah selatan, tepat di timur jembatan. Tatanan batu setinggi kurang lebih 5 meter ambrol ke bawah.
Selain itu, pembatas jembatan sebelah selatan juga ambles. Padahal jembatan ini merupakan akses penghubung Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Tulungagung di jalur alternatif.
Dihubungi terpisah, kontraktor proyek dari PT. Triple S Kediri Sony Sandra mengaku, ambrolnya plengsengan Jembatan Mondo disebabkan oleh terjangan arus sungai. Bangunan plengsengan yang masih basah runtuh karena terkena air dengan intensitas tinggi.
"Tadi malam, di daerah Besuki, Jugo hujan turun deras. Debit air sungai naik dan arusnya deras. Bangunan plengsengan masih dalam keadaan basah, karena diterjang arus sungai langsung runtuh ke bawah," ujar Sony Sandra di kantornya.
Menurut Sony ambrolnya plengsengan Jembatan Mondo mengakibatkan kerugian hingga Rp 200 juta. Sebab, proyek masih belum diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kediri. Sehingga, tanggung jawab proyek masih berada di tangannya.
"Ini sudah menjadi resiko dari sebuah proyek. Karena masih dalam proses pengerjaan, maka kontraktor lah yang bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ungkap Sony
Pihaknya mengaku akan membangun kembali plengsengan tersebut. "Tetapi sebelumnya, kami akan membuat sudetan pada tanggul air di bawahnya, agar air tidak tergenang dan mengalir ke Sungai Brantas," ujarnya.
Proyek pembangunan Jembatan Mondo dan plengsengannya merupakan proyek milik Pemkab Kediri yang mana nilai proyeknya sebesar Rp 5 miliar rupiah.
Proyek ini dikerjakan oleh PT. Triple S. Sesuai kontrak perjanjian, proyek sedianya selesai pada bulan November ini. Tetapi, karena terjadi kerusakan, maka disinyalir akan molor dari jadwal yang telah ditentukan.
"Tetapi kami berharap agar tidak molor. Sebab, apabila molor kami dijatuhi pinalti," tuturnya.