Puluhan PSK di Tulungagung 'terlantar'
Di sekitar bekas bangunan lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu, aktivitas bisnis prostitusi masih terlihat.
Puluhan pekerja seks komersial (PSK) yang dulu menghuni dua eks-lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur kini terlantar. Puluhan PSK itu tak lagi mendapat pendampingan atau pembinaan dari pemerintah daerah.
Seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/3), pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) dan Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP3KB) sama-sama menolak bertanggung jawab terhadap re-sosialisasi puluhan PSK Ngujang dan Kaliwungu tersebut. "Penanganan PSK sudah tidak menjadi kewenangan Disosnakertrans," kata Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Tulungagung, Zainal Mukhodim.
Ia berdalih, pengawasan dan pembinaan para PSK penghuni eks-Lokalisasi Ngujang maupun Kaliwungu bukan tanggung jawab mereka. Menurutnya, penanganan PSK itu masuk program pengentasan di bawah komando Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (BP3KB).
Di Tulungagung sudah tidak ada lagi lokalisasi sehingga program pembinaan maupun pemberdayaan mantan penghuni dua sentra pelacuran terbesar di daerahnya itu tidak lagi dijalankan. "Program resosialisasi (mengembalikan fungsi sosial mereka) PSK sejauh ini sudah dijalankan, tapi jika orangnya sudah tidak ada tentu kami juga tidak bisa melakukan apa-apa, dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya BP3KB," kata Ketua Tim Resosialisasi PSK BP3KB Tulungagung, Winarno
Dari dua eks-lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu tercatat ada sekitar 40 PSK yang berdomisili asli di Tulungagung. Dari jumlah itu, 27 orang di antaranya telah memiliki kegiatan alih profesi, sementara 13 sisanya tidak terdeteksi atau tidak diketahui keberadaan dan aktivitasnya.
"Ada kemungkinan mereka masih menjalani profesi lama (sebagai PSK)," ujar Winarno.
Di sekitar bekas bangunan lokalisasi Ngujang dan Kaliwungu, aktivitas bisnis prostitusi sampai saat ini masih terlihat. Meski tidak lagi dilakukan secara terang-terangan, di rumah-rumah bordil sebagaimana saat dua eks-lokalisasi ini masih eksis, praktik pelacuran masih mudah ditemukan dengan cara terselubung.
"Iya masih ada memang, beberapa waktu lalu juga ada yang ditangkap satpol PP karena prostitusi liar," ujar Herlambang, warga sekitar eks-Lokalisasi Ngujang, Kecamatan Ngantru.