Puluhan remaja di Kediri demo setop kekerasan seksual anak
Mereka mendesak polisi menangani secara khusus kasus kekerasan seksual anak.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, puluhan remaja dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri demonstrasi di depan alun-alun Kota Kediri, Kamis (23/7). Aksi ini dilakukan karena banyaknya kasus kekerasan kepada anak yang terjadi di Kota Kediri.
Pantauan merdeka.com, berjalan dengan pengawalan polisi. Sejumlah massa membentangkan kertas yang berisi seruan maupun kampanye perihal nasib anak Indonesia.
Selain menyampaikan tuntutan, mereka juga membagikan stiker kepada para pengguna jalan yang bertuliskan 'Stop Kekerasan Seksual pada Anak'.
Dalam aksi ini LPA menyampaikan enam tuntutan antara lain meminta aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan pengadilan), menangani perkara kekerasan seksual terhadap anak agar obyektif dan profesional serta mengedepankan rasa keadilan dan kepentingan terbaik bagi anak.
LPA juga mendesak penanganan anak berkonflik dengan hukum diharapkan aparat penegak hukum tidak menggunakan cara-cara kekerasan, dan mengedepankan penanganan yang ramah anak.
Dalam kasus kekerasan kepada anak, peran orangtua menciptakan keluarga yang harmonis dan mencegah keretakan kehidupan rumah tangga, sehingga anak-anak berada dalam kondisi aman dan nyaman dalam keluarga.
Selain peran orangtua, peran guru diharapkan menjadi solusi problematika yang diselenggarakan kepada lembaga atau satuan pendidikannya.
Karena banyaknya kasus kepada anak, LPA mendesak pemerintah Kota Kediri menyelenggarakan upaya-upaya perlindungan anak baik melalui kebijakan atau regulasi, guna terwujudnya Kota Kediri kota yang layak anak.
Dan tuntutan terakhir meminta kepada jurnalis tidak mengeksploitasi perkara kekerasan seksual terhadap anak dalam pemberitaan. Dinilai hal ini bisa berdampak terhadap psikologis anak dan semakin menambah beban sosial keluarganya.