Puti Soekarno menangis napak tilas jejak Bung Karno di Surabaya
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengunjungi sejumlah tempat bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan Presiden pertama Ir Soekarno (Bung Karno) di Surabaya, Senin (22/1).
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengunjungi sejumlah tempat bersejarah yang berkaitan dengan kehidupan Presiden pertama Ir Soekarno (Bung Karno) di Surabaya, Senin (22/1).
Mengenakan busana merah bermotif hitam dibalut kerudung merah, Puti berkunjung ke rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean, Kelurahan Peneleh. Bung Karno lahir di tempat tersebut pada 6 Juni 1901.
-
Kapan Yusuf mulai beternak itik? Ahmad Yusuf (22) sudah mulai beternak itik sejak usianya masih 15 tahun.
-
Apa yang akan dilakukan Khofifah di Pilgub Jatim? Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Timur Prabowo-Gibran, Khofifah Indar Parawansa menyatakan akan kembali mengikuti kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur 2024.
-
Apa yang dilakukan Yusuf bersama Ikram Rosadi? Sejak datang ke klinik, Yusuf seakan tak terpisahkan dengan sang ayah sambung yang menyemangatinya sebelum disunat.
-
Kapan Khofifah memutuskan untuk ikut Pilgub Jatim? Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Timur Prabowo-Gibran, Khofifah Indar Parawansa menyatakan akan kembali mengikuti kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur 2024.
-
Siapa saja yang mendukung Khofifah di Pilgub Jatim? PAN, Gerindra, Golkar, dan Demokrat menyatakan kesiapannya untuk mendukung Khofifah di Pilgub Jatim.
-
Siapa yang menepis isu Cak Imin maju di Pilkada Jatim? Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid menepis isu calon wakil presiden nomor urut 1 yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2024. "Gus Muhaimin tidak mungkin, ngapain (maju Pilkada Jatim)," ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (6/4). Ia menegaskan sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai Cak Imin (sapaan akrab Muhaimin Iskandar) akan maju pada Pilkada Jatim.
Dalam sambutan, gaya Puti mengingatkan kakeknya. Puti menyebut, "Dari ufuk timur dimulai." Karena Bung Karno lahir menjelang matahari merekah di ufuk timur, sehingga ia kemudian dikenal dengan sebutan “Putera Sang Fajar".
Ia menegaskan, pemilik rumah dan kampung Pandean harus bangga, karena dari rumah seluas
5 x 14 meter persegi itulah lahir tokoh besar, yang menjadi pemimpin Republik Indonesia di kemudian hari.
"Saya ditugaskan ke Jawa Timur untuk menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Kami berdua diberikan tugas dan misi untuk ambil bagian menyejahterakan rakyat," kata Puti.
Di sela sambutan, kata-kata mendadak Puti terhenti. Keharuan tidak bisa lagi dibendung pada dirinya. Ia terisak menangis. Semua terdiam melihat.
Puti Guntur Soekarno ©2018 Merdeka.com
"Saya serasa pulang kampung. Saya bersyukur bisa datang ke ini, tempat kelahiran kakek saya," katanya terbata-bata, di sela isak tangis.
Warga pun berteriak memberi semangat. 'Ayo semangat!' teriak warga. Seketika Puti tergugah. Ia hentikan tangisnya. "Ya, kita harus semangat," kata Puti.
Menurut Puti, menjadi pemimpin adalah amanah yang sangat berat. Kisah Bung Karno menyemangatinya untuk bekerja optimal bagi Jatim.
"Inspirasi beliau Insya Allah selalu hadir dalam langkah-langkah kita semua," kata dosen tamu Kokushikan University Jepang, itu.
Usai dari rumah kelahiran sang proklamator, Puti bergeser ke tempat Bung Karno melakoni kehidupan masa remaja di rumah indekos, Jl Peneleh VII, milik tokoh Sarekat Islam, Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.
Memasuki kawasan tersebut, Puti disambut ratusan ibu-ibu yang menyemangati dengan petikan lagu, "Mbak Puti siapa yang punya, Mbak Puti siapa yang punya, yang punya kita semua."
Menurut Puti, di tempat indekos itulah Bung Karno ditempa dengan tiga spirit sekaligus, yaitu keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
"Nasionalisme Indonesia sejak awal memang dilahirkan dari dimensi keagamaan yang mengatur nilai-nilai kemanusiaan, seperti keadilan sosial, menghargai perbedaan orang lain, dan mengedepankan musyawarah atau dialog," ujar Puti.
Puti menambahkan, di Surabaya-lah, Bung Karno mendapat tempaan pemikiran dan strategi merebut kemerdekaan dengan dibimbing tokoh Islam seperti HOS Tjokroaminoto.
"Di rumah Pak Tjokro, tempat indekos Bung Karno, saya membayangkan beliau berlatih pidato, berdiri, sambil tangannya menunjuk-nunjuk ke arah penjajah,' katanya.
(mdk/paw)