Rafa, bocah Aceh yang berjuang melawan tumor ganas
Benjolan di mulut itu sempat kempis, tetapi membengkak lagi. Sulit dioperasi karena tumornya sudah menyebar.
Bocah berusia 4,2 tahun bernama Muhammad Rafa Azizi hanya bisa terbaring lemas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Dia mengidap tumor ganas dalam rongga mulutnya.
Penyakit itu menggerogoti rongga mulutnya dan membuat bocah itu nyaris tidak bisa makan. Hanya terdapat celah kecil buat Rafa menikmati nasi sudah dibuat lunak oleh ibunya, Irnawati, supaya mudah ditelan. Sedangkan kondisi bocah ini sangat memprihatinkan.
Pada 2014 lalu, Rafa sudah pernah berobat ke RSUZA, Banda Aceh. Saat itu Rafa menjalani pengobatan secara kemoterapi yang ditangani oleh dr Benny. Berbulan-bulan lamanya dia menjalani terapi itu hingga benjolan di mulutnya kempis. Keluarga pun membawa pulang kembali Rafa ke daerah asalnya di Kampong Mesjid, Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.
Sayang tidak berselang lama, mulut Rafa sebelumnya sudah kempis kembali membengkak dan membesar. Lalu Rafa dibawa ke Rumah Umum Sakit Meuraxa, Banda Aceh. Lalu kembali dirujuk ke RSUZA, Banda Aceh, Jumat (31/7).
"Saya minta (Rafa) dioperasi sama dokter Benny, tapi dibilang dokter, kemoterapi jalan yang terbaik. Dibilang ini tidak bisa dioperasi lagi, karena tumor sudah menyebar luas," kata Kepala Desa Kampong Masjid, Muhammad Daud, Selasa (4/8) di Banda Aceh.
Menurut Daud, Rafa pertama kali terlihat sakit pada usia 2,5 tahun. Saat itu terlihat sesuatu di tenggorokannya. Saat tidur, napas Rafa tersengal-sengal seperti sesak.
Meski begitu, pengobatan serius baru dilakukan pada 2014 saat sudah membengkak. Hingga saat ini, dua tahun lebih sudah Rafa dihinggapi tumor ganas.
Ketua Community Care Children Cancer (C4), Ratna, mengaku akan mendampingi Rafa selama proses penyembuhan. Pihaknya siap memberikan bantuan kepada Rafa, baik dalam bentuk dana maupun jasa.
"Kalaupun nanti dirujuk ke Medan atau Jakarta, kita siap bantu. Yang penting Rafa ada yang dampingi. Kita juga ada kerjasama dengan komunitas kanker di daerah lain," kata Ratna.
Sementara itu anggota Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Komisi VI Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan, Darwati A Gani, sempat menjenguk Rafa di RSUZA. Dia khawatir dengan kondisi kesehatan anak-anak pengidap kanker di Aceh.
"Saya berharap kepada orang tua agar lebih memperhatikan kesehatan anak untuk menghindari penyakit serius. Orang tua supaya siaga lebih dini jika terdapat tanda-tanda yang mengisyaratkan anak terkena kanker atau tumor, untuk segera periksa ke rumah sakit," kata Darwati.
Istri mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, itu menyebut butuh kesadaran bersama dari orang tua dan masyarakat untuk mencegah penyakit kanker. Karena jika diketahui sejak awal, kanker bisa disembuhkan dengan cepat dan tidak akan menyebar.