Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar: Masjid Bukan cuma Tempat Salat tapi Memakmurkan Masyarakat
Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) menginisiasi Silaturahmi Nasional dan Pelatihan Transformasi Kemasjidan melalui dakwah yang moderat di Indonesia dalam rangka pemberdayakan masjid. Mengusung tema Merawat Masjid Membangun Peradaban, pelatihan diadakan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (31/8-2/9) dengan perserta berasal dari perwakilan seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Event ini bertujuan meningkatkan kompetensi para takmir dengan fokus utama pada digitalisasi dan optimalisasi pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) masjid untuk kemakmuran masjid dan Masyarakat di Masjid Nahdlatul Ulama.
- Potret Ribuan Masyarakat Salatkan Jenazah Bacawagub Tu Sop di Masjid Raya Baiturrahman Aceh
- Momen Khusyuk Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang Salat Iduladha Pagi Ini
- Mengenal Sosok Ariful Bahri, Satu-satunya WNI Pengisi Kajian di Masjid Nabawi
- Masya Allah, Adam Anak Shireen Sungkar Rajin Salat Subuh di Masjid, Intip Potretnya Sampai Ketiduran
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar saat pidato pembukaan kegiatan ini menyampaikan orang-orang yang mengurus masjid adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT. Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Kiai Miftah menegaskan sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid turut berperan dalam proses hijrah dan membangun peradaban Islam. Selain itu, masjid di era Rasulullah turut melahirkan para sahabat yang kemudian terlibat menjadi pejuang Islam bersama Rasulullah.
“Masjid bukan cuma tempat salat, tapi juga madrasah di situ, jamiah, menerima delegasi di masjid, bahkan tempat para pahlawan semua ditampung di masjid,” lanjutnya.
Kiai Miftah juga mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan LTM PBNU. “Siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan para pengurus dan takmir masjid. Pelatihan manajemen masjid dengan tema ‘Merawat Masjid Membangun Peradaban’ ini sebuah niat yang baik. Mulai saat ini kita hijrah untuk memperbaiki manajemen yang sudah diajarakan Rasulullah SAW,” kata Rais Aam.
Ketua LTM PBNU, H. Mokhamad Mahdum menyampaikan setelah pelatihan para peserta diharapkan betul-betul menjadi penggerak (agen perubah) masjid-masjid NU, sehingga masjid menjadi ramai dengan jamaah, masjid menjadi tempat yang dirindukan karena masjid NU update teknologi kekinian, peduli ummat dan solutif persoalan masyarakat.
“LTM PBNU hadir untuk merawat dan memakmurkan masjid sebagai langkah menjaga peradaban. Total kami menargetkan 1.000 takmir pada periode pertama”, lanjut Mahdum.
Pemateri pada pelatihan tersebut adalah sejumlah ahli yang memiliki pengalaman Panjang dalam mentransformasi organisasi dari internal PBNU, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Diretur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah mewakili Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Dr. H. Adib, M.Ag., juga menambahkan, pelatihan ini menjadi sarana untuk berdakwah yang moderat, “Kita ingin meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar benar Rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar professional, moderat dan berdaya. Karena dakwah semacam ini jati diri masjid NU itu akan semakin keliatan.”
Pelatihan yang diadakan LTM PBNU juga didukung kuat oleh Kementerian Agama. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan standar dalam pengelolaan masjid, bahkan dapat memperkuat jaringan dan kerjasama. Pembukaan pelatihan dihadiri pula oleh Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Jatim Kemenkeu, perwakilan DJBC Jatim 1 Kemenkeu, Pimpinan BWI Provinsi Jatim, Pimpinan Baznas Prov Jatim, dan Pimpinan PWNU Jawa Timur.