Rapid Test Sejumlah Tenaga Kesehatan Reaktif, 3 Puskesmas di Depok Ditutup
Pemerintah Kota Depok menutup tiga puskesmas, yaitu Puskesmas Kedaung, Cinangka dan Pengasinan. Hal ini dilakukan setelah hasil rapid test sejumlah tenaga kesehatan di tiga puskesmas tersebut menunjukkan reaktif terhadap Covid-19.
Pemerintah Kota Depok menutup tiga puskesmas, yaitu Puskesmas Kedaung, Cinangka dan Pengasinan. Hal ini dilakukan setelah hasil rapid test sejumlah tenaga kesehatan di tiga puskesmas tersebut menunjukkan reaktif terhadap Covid-19.
"Mulai Senin 4 Mei-10 Mei dilakukan mitigasi puskesmas yaitu untuk Puskesmas Kedaung, Puskesmas Cinangka dan Puskesmas Pengasinan," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris, Senin (4/5).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Dengan demikian, maka pelayanan di tiga puskesmas tersebut terpaksa dialihkan ke puskesmas terdekat. Puskesmas ditutup karena ada beberapa rapid test reaktif dari tenaga kesehatan dan pekerja di puskesmas.
"Semua nakes (tenaga kesehatan) dan non-nakes di tiga puskesmas yang terdampak Covid-19 itu melakukan isolasi mandiri. Bagi yang tidak terdampak melakukan WDH selama 7 hari dan perkembangannya dievaluasi setelah diketahui hasil Swab PCR-nya," tambahnya.
Meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi corona, membuat Pemkot Depok segera mengambil tindakan dengan menetapkan sejumlah rumah sakit menjadi RS rujukan. Setidaknya ada 10 RS di Depok yang ditetapkan menjadi rujukan. Antara lain RS Puri Cinere, RS Hermina, RS Sentra Medika, RS UI, RS Bunda Margonda, RSUD, RS Bhayangkara, RS Melia, RS Tugu Ibu dan RS Mitra Keluarga. Pemkot Depok juga telah menetapkan RSUI dan RS Bhayangkara sebagai RS dedikasi Covid-19.
"Hari ini alhamdulillah dengan perjuangan RSUD Kota Depok sudah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus Covid-19, sehingga layanan lainnya dialihkan ke rumah sakit sekitar RSUD," ucapnya.
Dia menjelaskan, bahwa dengan ditetapkan RSUD Depok sebagai RS rujukan maka layanan kesehatan non Covid-19 akan dialihkan ke rumah sakit swasta. Layanan rawat inap khusus penyakit non-Covid, untuk sementara waktu tidak bisa dilakukan namun untuk konsultasi masih bisa dilakukan dengan sistem jarak jauh.
"RSUD juga sudah tidak lagi menerima layanan pengobatan untuk poli gigi dan THT, sehingga masyarakat dipersilakan untuk melakukan pengobatan di rumah sakit lain," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD, Devi Maryori mengatakan layanan poli tertentu seperti jantung dan penyakit kronis lainnya masih bisa diupayakan untuk dirawat. Selain itu kasus kecelakaan dan persalinan di RSUD juga masih ditangani.
"Oleh karena itu poli-poli kami masih ada untuk melayani pasien, jadi untuk rawat jalan masih ada beberapa. Tapi untuk rawat inap sudah kami fungsikan untuk COVID-19," katanya.
Dikatakan bahwa mulai pekan depan, RSUD Depok sudah tidak menerima layanan rawat inap lantaran SK sebagai rumah sakit rujukan baru diterima minggu ini. Pihaknya juga baru akan melakukan sosialisasi bagi rumah sakit swasta sehingga rencana ini bersinergi untuk kemudian ditindak lanjuti.
"Tidak menerima itu rawat inap ya, rawat jalan masih karena kondisi di lapangan. Bisa saja untuk poli dibatasi harinya kayak penyakit kulit, kulit kelamin, dan pskiatri itu enggak terlalu urgent kita kurangi jam operasionalnya," tutup Devi.
Baca juga:
Stok Alat Rapid Test di Kabupaten Bekasi Menipis
7 Buruh Linting Pabrik Rokok di Tulungagung Positif Covid-19 Hasil Rapid Test
Terjaring Jam Malam, Lima Orang di Sidoarjo Positif Corona Usai Jalani Rapid Test
Razia Gabungan PSBB di Jatim, Enam Orang Positif Corona Hasil Rapid Test
Terjaring Operasi Jam Malam, 65 Orang di Sidoarjo Langsung Rapid Test