Ratusan pecinta sepeda ontel di Makassar rayakan ultah di Losari
Mereka merayakan ulang tahun yang kesebelas.
Mereka yang tua muda dan beragam latar belakang profesi lengkap dengan sepeda tua atau lazim dengan sebutan sepeda ontel, berbondong-bondong ke anjungan Pantai Losari di Jalan Penghibur, Makassar, Minggu (3/4). Ada yang berpakaian ala prajurit tempo doeloe, ada juga yang berpakaian biasa. Mereka adalah para pecinta sepeda tua yang bergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Makassar (Kostum).
Saling sapa, saling usil, berfoto bareng diiringi irama musik tanjidor yang kian mendukung suasana tempo doeloe. Yah hari ini mereka berkumpul di anjungan pantai Losari untuk merayakan hari jadi ke 11 organisasi Kostum ini. Tidak hanya pecinta sepeda tua di Makassar, hari jadi komunitas ini juga diramaikan oleh para pecinta sepeda tua yang datang dari kabupaten tetangga seperti Kabupaten Maros, Pangkep, Gowa dan Takalar.
Tiga gunungan tumpeng berikut lauknya di atas tiga baki besar berada di tengah mereka, yang kemudian digeruduk begitu acara resmi usai. Kegiatan ini jadi tontonan ratusan warga pengunjung car free day di anjungan Pantai Losari.
Anggota Kostum di Makassar sejak terbentuk 1 April 2005 lalu hingga kini berjumlah 200 orang. Generasi pertama komunitas ini adalah para purnawirawan TNI tempo doeloe yang kini tersisa dua orang masing-masing Syamsuddin Muda (82), warga jl Kandea, Makassar mantan anggota Kesatuan 722 Kompi 3, Bantaeng dengan pangkat terakhir sersan mayor dan Zainuddin (70) juga purnawirawan dengan pangkat terakhir kapten sekaligus pencipta lagu mars Kostum.
Keduanya masih tampak segar dan penuh semangat berbaur dengan para pecinta sepeda ontel yang masih muda. Bahkan keduanya masih kuat mengayuh sepedanya berkonvoi sebagai tanda rangkaian perayaan hari jadi organisasi Kostum ini berakhir.
Muzakkar (49), ketua umum Kostum yang berlatar belakang profesi seorang kontraktor ini mengatakan, peminat sepeda tua ini sifatnya universal karena tidak dibatasi sekat usia, juga latar belakang profesi. Mulai dari anak-anak sampai mereka yang sudah sepuh. Yang anak-anak, biasanya mereka tertular hoby kedua orang tuanya.
Adapun dari sisi latar belakang profesi, antara lain ada yang masih mahasiswa, dosen, PNS, purnawirawan TNI dan juga ada TNI yang masih aktif serta polisi. Bagi yang TNI dan polisi, biasanya hanya sebentar aktif di komunitas ini karena rata-rata mereka harus pindah tugas.
"Kebahagiaan tersendiri kalau kita berkumpul. Kita eratkan silaturrahmi, kekompakan sembari saling tukar informasi tentang sepeda tua seperti hari ini, saatnya kita bergembira tanpa sekat apapun," tutur Muzakkar.
Sepeda-sepeda yang dimiliki para pecinta sepeda ini jenisnya macam-macam. Ada yang masih original, ada pula yang sudah abal-abal atau dirakit dari asal bahan berbeda menjadi satu sepeda yang utuh. Harganya pun berbeda. Termahal harganya ada Rp 15 juta yang didatangkan khusus dari Belanda.
Tema perayaan hari jadi tahun ini, kata Muzakkar, adalah "Kostum dekat di hati" itulah sebabnya digelar di pelataran anjungan seperti ini agar bisa berbaur dengan warga lainnya. Berbeda pada perayaan-perayaan sebelumnya yang digelar di tempat-tempat besar.
"Kita bisa lihat tadi, yang makan bersama nasi tumpeng bukan hanya anggota organisasi tapi juga pengunjung-pengunjung Losari lainnya. Sepeda-sepeda kita yang terparkir dimanfaatkan sebagai objek foto. Itu artinya kita dekat di hati masyarakat," tambah Muzakkar.
Selain sebagai ajang ngumpul-ngumpul, wadah untuk berbagi kebahagiaan bagi sesama pecinta sepeda tua, dia juga berharap organisasi ini menjadi sarana edukasi agar generasi pelanjut tidak melupakan sejarah bahwa kita pernah dijajah tetapi mampu bangkit, merdeka berkat perjuangan para pejuang. Dan sepeda tua, pakaian ala pejuang tempo doeloe adalah pintu masuk mempelajari sejarah.
Rencananya, tahun 2017 mendatang Kostum akan menjadi tuan rumah pelaksanaan kongres ke IV Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti).