Razia indekos, polisi temukan diduga janin dikubur di kebun
penemuan darah yang diduga janin tersebut pertama dilaporkan pemilik kos. Masyarakat juga merasa tidak nyaman.
Polsek Ketandan, Klaten menggelar operasi pekat (penyakit masyarakat) menjelang datangnya bulan Ramadhan. Dari penyisiran di sejumlah tempat, Rabu (1/6) kemarin, petugas menemukan diduga janin dikubur di kebun belakang indekos.
Setelah diperiksa ternyata berbau menyengat. Petugas pun memeriksa dan kemudian menggali gundukan tersebut dan menemukan seonggok darah dalam plastik. Darah tersebut diduga sebuah janin, namun untuk memastikannya pihaknya akan memeriksa ke laboratorium.
"Kami belum bisa memastikan isi bungkusan plastik yang ditemukan. Apakah isinya janin bayi atau bukan, tapi memang baunya menyengat," ujar Kapolsek Ketandan AKP Suyarta Suyarta, Kamis (2/6).
Namun, lanjut Suryata, berdasarkan keterangan dokter Puskesmas secara kasat mata, darah tersebut encer. Suryata menambahkan, penemuan darah yang diduga janin tersebut pertama dilaporkan pemilik kos. Masyarakat setempat juga merasa tidak nyaman dengan kegiatan penghuni indekos saat malam hari yang semestinya waktu untuk istirahat.
Razia gabungan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten. Mereka awalnya menyisir sebuah rumah indekos yang terletak di Dukuh Botokan RT 02/03, Desa Jonggrangan. Di sana petugas menemukan 5 botol ciu oplosan di kamar nomor 1.
Suyarta mengatakan, dua wanita tersebut bernama Kiki Wulandari (22) warga Desa Palar, Kecamatan Trucuk, dan Tri Wulansih (27) warga Dukuh Barongan, Desa Kajoran, Kecamatan Klaten Utara. Selai itu, seorang pria juga diamankan ke Mapolsek Ketandan guna menjalani pemeriksaan.
Suryata menambahkan, menjelang bulan Ramadan pihaknya meningkatkan operasi penyakit masyarakat dengan sasaran peredaran miras dan prostitusi.