Rebutan 20 Ton batu giok, 2 kelompok warga Nagan Raya Aceh bentrok
Warga setempat bahkan sempat terjadi kejar-kejaran dengan warga pendatang. Bahkan kedua pihak menggunakan senjata tajam.
Demam batu giok yang telah bisa menghidupkan perekonomian masyarakat Aceh tercoreng dengan kejadian bentrok, Rabu sore (10/2) hingga berlanjut Kamis. Kejadian bentrok ini terjadi di Gampong Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.
Informasi yang berhasil merdeka.com himpun, bentrok ini terjadi bermula ada dua kelompok masyarakat antara warga setempat dengan warga pendatang yang memperebutkan bongkahan giok super ditaksir 20 ton di sekitar aliran sungai.
Adapun kericuhan terjadi di kawasan kaki Gunung Singgah Mata. Warga setempat bahkan sempat terjadi kejar-kejaran dengan warga pendatang. Bahkan kedua pihak menggunakan senjata tajam.
Adapun jarak tempuh menuju ke lokasi sekitar 15 kilometer dari jalan lintas provinsi Jeuram-Takengon. Untuk mencapai ke lokasi harus terlebih dahulu menyusuri hutan dan sungai.
Kapolres Nagan Raya, AKBP Agus Andrianto mengatakan, bentrok tersebut segera bisa diatasi oleh pihak kepolisian yang dibantu oleh pihak TNI setempat. Sehingga bentrok tidak sampai berlanjut.
"Sudah berhasil kita atasi dan batu giok yang disengketakan itu pun sudah kita amankan," kata AKBP Agus Andrianto, Sabtu (14/2).
Saat itu, jelasnya, personel kepolisian langsung diterjunkan ke lokasi untuk mencegah bentrok berlanjut. Polisi juga sudah meminta masyarakat menahan diri dan tidak melakukan aksi apapun.
Sebelumnya Pemerintah Nagan Raya telah mengeluarkan peraturan terkait dengan giok. Diperbolehkan untuk dikeluarkan dari Nagan Raya dengan ada surat dari dinas terkait dengan berat tertentu.
Untuk giok berat di bawah 10 Kg boleh dibawa keluar Nagan Raya dengan adanya surat dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nagan Raya. Namun bila beratnya di atas 10 Kg harus mendapatkan izin dari Bupati Nagan Raya.
"Ini sudah ada aturan di keluarkan oleh Bupati," imbuhnya.