Robot Popo karya 5 mahasiswa Unsyiah bisa deteksi korban gempa
Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berhasil menciptakan robot pendeteksi korban bencana gempa. Robot yang diberi nama Robot Pointer (RoPo) ini diciptakan hasil dari penelitian tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berhasil menciptakan robot pendeteksi korban bencana gempa. Robot yang diberi nama Robot Pointer (RoPo) ini diciptakan hasil dari penelitian tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Kelima mahasiswa itu terdiri dari lima mahasiswa Teknik Elektro Unsyah. Mereka adalah Bima Sakti, Syadza Sausan, Achmi Yuliani, Intan Permatasari, dan Hendrik Leo. Pembuatan RoPo dibimbing oleh Mohammad Syaryadhi ST MSc.
"Pembuatan RoPo berawal dari keinginan untuk memudahkan penanganan masalah bencana gempa bumi yang sering melanda Indonesia," kata ketua tim pembuatan Ropo, Bima Sakti, Minggu (11/6) di Banda Aceh.
Menurut Bima, pasca-bencana, evakuasi korban yang masih hidup harus segera dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan. Pembuatan RoPo ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Teknik Unsyiah. Alat ini akan memudahkan tim SAR dalam melacak keberadaan korban bencana.
"Tim SAR yang berperan sebagai pengevakuasi korban bencana tidak perlu meninjau langsung ke lokasi bencana, karena tim SAR dapat menerjunkan RoPo ke lokasi bencana," ujarnya.
Ia menjelaskan, nantinya RoPo akan mengirimkan informasi mengenai rute yang paling aman untuk dilalui tim SAR dan rincian lokasi korban. Hingga kini penggunaan RoPo masih dibatasi pada bencana alam gempa bumi. Hal ini disebabkan RoPo merupakan robot beroda yang belum mampu menjangkau lokasi bencana alam seperti banjir, longsor, dan lainnya.
"Namun setidaknya alat ini menjadi suatu terobosan baru dalam mitigasi bencana, karena mengingat Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat sering mengalami bencana," jelasnya.
Kata Bima, RoPo akan terus dikembangkan agar penggunaannya tidak terbatas pada saat kejadian bencana gempa bumi. Sementara ini RoPo akan bermanfaat untuk meminimalisir terjadinya penambahan korban bencana, baik korban bencana gempa bumi maupun korban dari tim SAR yang sedang mengevakuasi korban.