Roy, lajang 23 tahun yang sukses punya 6 perusahaan di Surabaya
Di usianya yang masih muda, bisnis Roy Agustinus membentang dari kuliner hingga spare part.
Menjadi pengusaha sukses, apalagi di usia yang sangat muda jelas butuh kerja ekstra keras dan semangat pantang menyerah. Kerja keras tak selalu membuahkan hasil. Namun, tidak harus berputus asa, karena dunia bisnis bak misteri yang harus dipecahkan.
Masa remaja selalu identik dengan kesenangan dan foya-foya, apalagi jika menjadi anak dari orang yang bergelimang harta. Kerja keras hanya menjadi nomor sekian, karena yang utama gengsi sebagai remaja yang tumbuh di kota besar. Kehidupan fantastis ala kota besar menjadi surga bagi anak-anak keluarga mapan.
Namun, anggapan seperti ini, tidak berlaku bagi Roy Agustinus. Pemuda kelahiran 30 Agustus 1989 silam di Kota Surabaya, Jawa Timur ini, justru menghabiskan masa remajanya dengan kerja keras, karena bukan kesenangan yang dia cari, namu bagaimana menjadikan hidup ini memiliki arti. Alhasil, di usianya yang 23 tahun ini, dia berhasil menjadi seorang enterpreneur muda yang memimpin enam perusahaan sekaligus.
Diakui oleh alumnus Fakultas Ekonomi Bisnis Manajemen Universitas Ciputra, Surabaya ini, bahwa untuk bisa meraih sukses di usia muda, tidak semudah membalik telapak tangan. Tidak hanya kerja keras, tapi juga semangat pantang menyerah untuk terus berinovasi membangun strategi bisnis baru yang mumpuni.
"Saya bukan anak dari golongan orang-orang mapan. Tapi saya tidak ingin menyerah dengan keadaan, saya terus bekerja keras di usia remaja, agar tidak terus-terusan bergantung dengan orang tua," kata Roy saat mengobrol santai di kantornya Jalan Kenjeran 229, Surabaya, Jumat (1/3).
Roy mengaku, apa yang dia lakukan juga tidak pernah lepas dari sosok kedua orang tuanya yang tak kenal lelah dan pantang menyerah agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan layak. "Dulu, kehidupan orang tua saya sangat susah. Hanya karena ingin menyekolahkan saya saja, mereka terpaksa membanting tulang, memeras keringat," kenang Roy.
Dan dari kerja keras sang orang tua itulah, Roy mampu menempuh pendidikannya hingga duduk di bangku kuliah. Tapi jangan salah, saat berada di bangku kuliah, pemilik CV Surya Teknokindo Jaya dan PT Mitra Maju ini, tidak pernah membebani kedua orang tuanya. Setelah berhasil lolos mengikuti tes di Universitas Ciputra usai lulus SMA, dia berhasil mendapatkan beasiswa.
Di Universitas Ciputra inilah, kemampuan bisnis Roy mulai ditempa. Medio 2008, meski belum lulus kuliah, lulusan SMA Frateran, Surabaya ini, mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner french fries bersama rekan-rekannya.
"Saat itu, saya masih semester tiga. Bersama beberapa orang teman, saya membuka bisnis kuliner dengan sistem partnership. Bisnis yang kami kelola itu bernama Royaly Fries," kenang dia lagi.
Berawal dari coba-coba, bisnis yang dikelola Roy ini ternyata sukses. Dia pun berkeinginan mengembangkan usahanya tersebut. Tak ingin, mengandalkan di satu usaha, Roy mencoba peruntungan di bisnis lain. Dia tahun 2009, dia mengambil alih bisnis spare part kendaraan milik saudaranya, PT Cahaya Motor Cemerlang.
Rupanya Dewi Fortuna masih menaungi pemuda, yang saat itu usianya masih 20 tahun tersebut. Berkat kerja keras dan kepiawaiannya mengatur strategi bisnis, perusahaan spare part yang dikelolanya itu berkembang pesat.
Berhentikah Roy dengan kesuksesannya itu? Ternyata tidak. Dia terus berinovasi, memutar otaknya untuk meraih sukses yang kali ketiga. Kali ini, hatinya tertambat pada usaha plastik dan usaha di bidang properti yang kemudian dia diberi nama PT Duta Rajawali Perkasa & Investor Properti.
"Pada tahun 2010, saya merintis bisnis baru lagi. Bisnis itu saya beri nama PT Duta Rajawali Paper Megah, yang bergerak di bidang distribusi kertas," ungkap dia.
Kemudian tahun 2011, dia membuka usaha kuliner untuk kali kedua. Bisnis kuliner di bawah bendera CV Wahana Food Corpora Brand, yang dibuka di beberapa mal di Surabaya itu, diberi nama Korean Street Snack. Selanjutnya, di tahun 2012, dia kembali mendirikan usaha baru lagi, yaitu CV Surya Teknokindo Jaya dan PT Mitra Maju.
Meski telah sukses membangun enam bidang usaha itu, ternyata di balik kesuksesannya itu, Roy juga pernah mengalami kegagalan. Tapi dia tidak menyerah. Kegagalan baginya, adalah jalan menuju sukses.
"Tak ada satu pun manusia di dunia ini bisa menebak masa depan. Dunia bisnis itu seperti teka-teki. Dan untuk memulainya, kita masih harus meraba-raba. Tapi kepastian tidak bisa kita peroleh, jika tidak pernah mencobanya. Kegagalan dalan setiap usaha itu wajar," kata dia santai.
"Yang penting kita jalani dulu apa yang ada di otak kita, jangan berhitung untung-rugi dulu sebelum melangkah. Sebab jika terlalu banyak perhitungan, kita tidak akan pernah bisa melangkah ke depan. Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dimulai, bukan ditanyakan," saran Roy.
Roy membagi resep di balik kesuksesannya. Yang pertama yang harus dilakukan oleh calon pengusaha adalah, jika seseorang sudah memiliki modal, yang harus dilakukan adalah menata sistem. Dan menurut Roy, sistem usaha pada dasarnya ada dua jenis, yaitu in business dan on business.
"In business adalah sistem yang memfokuskan diri pada bidang operasional usaha. Artinya, owner atau pemilik modal, turun langsung mengatur operasional usahanya tersebut," beber dia.
Lalu bagaimana dengan sistem on business? Kata Roy, sistem on business adalah owner hanya memikirkan tentang strategi dan mengelola otaknya untuk mengembangkan bisnisnya melalui kecerdasan. "Owner hanya melihat bisnisnya dari atas, kemudian melakukan pengawasan, memikirkan strategi dan bagaimana rencana jangka panjang."
Dari dua sistem bisnis ini, Roy lebih cenderung memilih sistem usaha dengan menggunakan on business. Karena menurutnya, bisnis dengan sistem on business, si pemilik modal bisa merancang strategi untuk melebarkan sayap bisnisnya. "Dengan on business, keuntungannya tidak hanya didapat dari satu perusahaan saja, tapi bisa didapat dari banyak usaha," katanya.
Tahapan selanjutnya, masih menurut dia, jika usaha sudah berdiri dan beroperasi, maka si pengusaha wajib membangun jaringan kerja atau networking. Hal ini bisa dilakukan dengan cara promosi dan pemasaran produk untuk menjaring konsumen. "Pengusaha harus mampu melihat trend dan kebutuhan pasar. Selanjutnya opportunity, yaitu memanfaatkan peluang bisnis sebaik mungkin," tukasnya.
Jika tidak mampu melihat peluang bisnis, kata Roy, maka buyarlah mimpi-mimpi yang sudah ada di depan mata. "Di dunia ini, tidak ada satu pun usaha yang dibangun, bisa sukses dengan cepat. Kesuksesan itu berjalan setapak demi setapak. Kalau pada grafik, bisa kita lihat, jika garis usaha mulai naik, maka akan terus naik dan bahkan bisa booming," sambung dia yakin.
Dan yang terpenting, menurut dia, kunci sukses itu, akan ditemukan jika kita mau bekerja keras pantang menyerah, serta jangan sekali-kali meninggalkan apa yang disebut-sebut sebagai partnership. Sebab, dengan partnership, apalagi dengan latar belakang kemampuan yang berbeda, akan membuat dunia usaha yang dikelola lebih hidup. Maka pengelolaan di internal perusahaan menjadi sangat penting dalam hal ini. Bagaimana seorang pengusaha mampu bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan para karyawan.
"Berpikir dengan banyak kepala itu lebih baik daripada hanya satu kepala. Akan ada banyak ide-ide dan solusi-solusi baru yang lebih segar," pungkas pemuda yang tengah melanjutkan studi pascasarjananya ini.
Biodata:
Nama : Roy Agustinus, S.E.
Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 30 Agustus 1989
Branch Office : Jl. Kenjeran 229, Surabaya
Pendidikan :
- 1995: SD Gabriel, Surabaya
- 2001: SMP Angelus Custos, Surabaya
- 2004: SMA Frateran, Surabaya
- 2007: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Ciputra, Surabaya
- 2013: Melanjutkan pendidikan pascasarjana di UPH, Surabaya
Organisasi: Kompartemen Bina 8 Pengembangan Modal & Perbankan di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HPMI) BPC Surabaya.