RS Mutiara Bunda Ciledug diduga gunakan vaksin palsu jenis Tripacel
BPOM Banten telah mengambil sampel sebanyak 7 buah, dari 7 jenis vaksin yang ada di RS Mutiara Bunda Ciledug.
Kepolisian Daerah Metro Jaya menggelar pertemuan dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Ciledug Kota Tanggerang, serta keluarga korban vaksin palsu. Pertemuan dilaksanakan dalam rangka penjelasan terkait adanya vaksin palsu di rumah sakit tersebut.
"Dari penjelasan rumah sakit memang benar sejak 23 Juni 2016 RS Mutiara Bunda membeli vaksin dari distributor tidak resmi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setyono, Senin (18/7).
Awi menambahkan, BPOM Banten telah mengambil sampel sebanyak 7 buah, dari 7 jenis vaksin yang ada di rumah sakit setempat.
"Dari 7 jenis sampel vaksin yang diperiksa BPOM di RS Mutiara Bunda, hanya 1 yang palsu, yaitu tripacel," jelas Awi.
"Sampai saat ini pihak RS Mutiara Bunda belum mendapat pernyataan secara resmi dari BPOM dan Dinkes, tapi kami memahami bahwa itu sudah menjadi berita umum, bukti awal berasal dari faktur pembelian dari distributor tidak resmi," terangnya.
Dia menjelaskan, jika diperlukan RS Mutiara Bunda bertanggungjawab dan siap melaksanakan vaksin ulang.
"Kita harus mengutamakan asa praduga tak bersalah, tidak bisa menyebut rumah sakit bersalah, ada etika proses penyidikan yang berlaku, serahkan semua proses penyidikan kepada BPOM dan Bareskrim Polri," tegasnya.
Selain itu, sambung Awi, perwakilan keluarga korban vaksin palsu meminta kejelasan terhadap pemberian vaksin ulang kepada anak mereka. "Mereka (keluarga korban vaksin palsu) juga minta kejelasan bahaya atau tidak melakukan vaksin ulang," kata Awi.