Rumah dan Kapal Rusak, Nelayan di Pantai Sukaraja Tak Berani Pulang
Puluhan rumah dan kapal nelayan yang berada di pinggir bibir Pantai Sukaraja, Telukbetung, Bandarlampung rusak akibat diterjang gelombang tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam pukul 21.30 WIB.
Puluhan rumah dan kapal nelayan yang berada di pinggir bibir Pantai Sukaraja, Telukbetung, Bandarlampung rusak akibat diterjang gelombang tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam pukul 21.30 WIB.
"Tiang-tiang rumah dan kapal nelayan maupun panggung rusak akibat dihantam ombak sejak semalam," kata Juroh, salah satu warga sekitar menjelaskan di Bandarlampung, Minggu (23/12).
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
Akibat kejadian semalam, beberapa warga sekitar yang rumahnya mengalami kerusakan belum bisa ditempati kembali, lantaran dalam kondisi miring karena beberapa tiang penyangga patah dihantam ombak.
"Sampai saat ini belum ada yang pulang ke rumah karena rumahnya miring akibat tiang-tiang hancur," terangnya.
Dia menambahkan, akibat kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya saja puluhan rumah dan kapal nelayan yang mengalami hancur akibat terjangan ombak.
"Untuk korban jiwa tidak ada," kata dia.
Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB. Faktor penyebab tsunami masih dilakukan penyelidikan oleh BMKG untuk mengetahui secara pasti.
Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) dan gelombang pasang akibat gerhana bulan purnama.
Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba menerjang beberapa pantai. BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
Baca juga:
Takut Tsunami Susulan, Warga Pandeglang Berlari ke Ketinggian
Petugas Evakuasi 12 Mahasiswa Korban Tsunami yang Terjebak di Pulau Legundi
BTS Padam Setelah Diterjang Tsunami Banten, Telkomsel Pasang Genset
Korban Tsunami di Lampung Selatan Bertambah, 16 orang Meninggal 126 Luka-luka
Ratusan Korban Tsunami di Lampung Selatan Masih Bertahan di Ketinggian