Saat Djarot ditolak Salat Jumat di detik-detik akhir kampanye
Djarot pun meninggalkan masjid untuk mengikuti agenda selanjutnya. Wakil Ahok ini menilai aksi sebagian jemaah dan isi ceramah yang disampaikan menunjukkan masjid telah dipolitisasi untuk kepentingan politik. "Itu lah bentuk saya sebutkan politisasi masjid. Untuk kepentingan-kepentingan politik praktis," kata Djarot.
Suhu politik dalam Minggu terakhir jelang Pilgub DKI Jakarta putaran dua makin memanas. Terlebih sejumlah lembaga survei merilis yang hasil surveinya antara pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat dengan Anies Baswedan - Sandiaga Uno (Anies-Sandi) terpaut tipis.
Masing-masing pasangan calon lebih gencar melakukan kampanye dan menarik simpati warga di detik-detik terakhir kampanye. Dengan harapan, nantinya dapat meraup perolehan suara yang maksimal pada 19 April nanti. Begitu juga dengan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat.
Pada Jumat (14/4) kemarin, Djarot mengawali kegiatan kampanyenya dengan Salat Jumat di Masjid Al Atiq, Jalan Mesjid 1, Kampung Melayu Besar, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Bukannya diterimanya dengan senang, Djarot malah mendapatkan aksi penolakan.
Hal itu terlihat dengan adanya spanduk bertuliskan 'Tolak Penista Agama di Kampung Melayu Tercinta'. Saat Djarot di masjid tempat menunaikan Salat Jumat, khatib Jumat menyisipkan soal masalah Pilkada DKI putaran kedua.
Dalam ceramahnya, khatib Jumat mengajak para jemaah yang hadir di masjid ini untuk memilih pemimpin muslim karena dinilai dapat memberikan keberkahan bagi Jakarta. Tak berhenti di situ, usai salat Jumat keadaan masjid menjadi gaduh.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa anggota Warkop DKI selain Dono? Setelah itu, Dono bergabung dengan almarhum Kasino dan Indro Warkop untuk membentuk trio Warkop DKI yang kemudian sukses di industri perfilman Indonesia.
Djarot keluar dari dalam masjid diiringi dengan teriakan takbir dan penolakan. Sebagian jemaah pun terlihat memberikan tanda 'OK OCE' dengan menggunakan tangan mereka. "Takbir, Allahu Akbar," serta teriakan "usir, usir, usir," teriak sebagian jemaah.
Djarot pun meninggalkan masjid untuk mengikuti agenda selanjutnya. Wakil Ahok ini menilai aksi sebagian jemaah dan isi ceramah yang disampaikan menunjukkan masjid telah dipolitisasi untuk kepentingan politik.
"Itu lah bentuk saya sebutkan politisasi masjid. Untuk kepentingan-kepentingan politik praktis, politik praktis. Mungkin meniru pola di negara lain," kata Djarot di lokasi, Jumat (14/4).
Spanduk penolakan Ahok-Djarot di Kampung Melayu ©2017 Merdeka.com/renald ghiffari
Djarot mengajak semua umat muslim untuk tidak memunculkan persoalan SARA dalam gelaran Pilgub DKI Jakarta. Sebab, kata dia, Islam pun mengajarkan umatnya untuk menjaga persatuan dan persaudaraan antar umat. Apalagi, Pancasila juga telah mengajarkan pentingnya kebhinekaan agar sesama warga negara menjaga persatuan.
Djarot pun meminta aparat kepolisian lebih aktif menertibkan spanduk-spanduk yang terkesan provokatif seperti itu. Menurutnya, spanduk penolakan semacam itu berpotensi merusak kebhinekaan dan persatuan bangsa.
"Makanya kalau ada yang seperti itu yang sifatnya intimidasi penolakan dan sebagainya saya minta, kami ini enggak punya kepentingan. Saya minta aparat untuk bisa secara proaktif menurunkan spanduk-spanduk seperti itu," pinta Djarot.
Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta, Husny Mubarok Amir menyayangkan kejadian terulangnya penolakan terhadap Djarot. Parahnya lagi, Djarot terusir dari masjid, rumah ibadah umat muslim.
"Bagi kami warga NU, pengusiran Haji Djarot dari dalam masjid itu adalah satu contoh bentuk kejahatan politisasi masjid yang selama ini selalu kita tolak. Itu bagian dari radikalisme agama," kata Husny, Jakarta, Jumat (14/4).
Dia menegaskan, Djarot sebagai muslim punya hak yang sama untuk salat, berdzikir, mengaji atau ibadah lainnya. Menurut Husny, tindakan pengusiran adalah suatu kejahatan yang harus dilawan.
"Mengusir orang adalah bentuk intimidasi fisik yang harus bersama-sama kita kecam dan kita lawan," tegasnya.
Baca juga:
PWNU DKI kecam penolakan Djarot saat salat Jumat di Tebet
Djan Faridz ikhlas meninggal tak disalati karena dukung Ahok-Djarot
Partai pendukung Ahok-Djarot gelar 'Jakarta Bersalawat' di Ciracas
Selisih dengan Anies tipis, relawan Ahok koordinasi rapatkan barisan
Jelang pencoblosan Pilgub DKI Sandiaga bentuk Tim Transisi
Sandiaga: Saya ingin merangkul Teman Ahok
Djarot minta aparat tegas copot spanduk penolakan dirinya dan Ahok