Sadisnya bocah SD di Sukoharjo hajar teman sampai tewas
Berikut ini kesadisan teman-teman Fajar di SD Klumprit yang diduga menganiaya Fajar hingga tewas:
Kasus kekerasan pelajar Sekolah Dasar (SD) kembali terjadi. Pada awal Mei lalu, seorang siswa SDN 09 Makassar, Jakarta Timur, tewas setelah dianiaya kakak kelasnya. Kali ini giliran siswa SD di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang tewas juga gara-gara dianiaya temannya.
Namanya Fajar Murdiyanto, siswa SD Klumprit 1, Mojolaban, Sukoharjo. Dia meninggal dunia pagi tadi, diduga sering dianiaya beberapa temannya di kelas. Sejumlah siswi yang melayat ke rumah duka mengaku mengetahui penganiayaan tersebut.
Berikut ini kesadisan teman-teman Fajar di SD Klumprit yang diduga menganiaya Fajar hingga tewas:
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Apa yang paling banyak diantisipasi siswa selama liburan sekolah? Liburan sekolah biasanya merupakan momen yang paling dinantikan para siswa.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
Dipukuli gara-gara tak mau bantu mengerjakan PR
Ini dikatakan Abdul Aziz (28), kakak ipar Fajar Murdiyanto, siswa SD Klumprit 1, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang tewas diduga menjadi korban kekerasan teman-temannya di sekolah.
Abdul Aziz menduga kematian adiknya akibat dipukuli oleh teman-temannya di kelas. Kejadian tersebut, kata dia sudah berlangsung berulang kali. Bahkan sejak kelas 4 setahun lalu, Fajar sudah sering dianiaya oleh 3 temannya.
Menurut Aziz, Fajar pernah mengaku sering dipukuli teman-temannya gara-gara tak mau membantu teman-temannya mengerjakan tugas sekolah. "Fajar itu sering dimintai tolong ketiga temannya ngerjain PR. Tapi nggak mau, terus dipukuli," ujarnya.
Kepala ditendang dan dihantamkan ke tembok
Sementara pengakuan sejumlah siswi, teman-teman Fajar Murdiyanto. Sejumlah siswi yang melayat ke rumah duka mengaku mengetahui penganiayaan terhadap Fajar.
"Saya sering lihat, Fajar dipukul kepalanya, ditendang, dihantamkan ke tembok," ujar salah seorang siswi yang tak mau disebutkan namanya, Minggu (25/5).
Beberapa siswi lain juga mengatakan, kejadian kekerasan tersebut diketahui oleh guru kelas. Namun mereka diam saja. Mereka juga mengakui jika perbuatan nakal teman-temannya tersebut dilakukan sejak lama.
Guru melarang Fajar mengadu ke orangtua
Surono (40), paman Fajar mengaku kesal dengan sikap para guru di SD Negeri 1 Klumprit. Menurut dia guru dan kepala sekolah membiarkan kejadian kekerasan yang dilakukan di sekolah.
"Fajar itu sering merasa sakit kalau pulang sekolah. Pusing, mual sampai kadang-kadang muntah. Tapi dia nggak mau cerita, katanya dilarang gurunya. Tapi setelah saya desak dia baru ngaku, kalau sering dipukuli 3 orang temannya," katanya.
Surono mengaku sudah sering melakukan protes ke sekolah, untuk menindak para siswanya yang nakal. Namun protesnya tersebut tak pernah ditanggapi oleh guru dan kepala sekolah.
Meski sudah memukuli, pelaku tidak membesuk
Sementara itu, kakak Fajar, Abdul Aziz juga mengaku pernah melakukan protes ke wali kelas. Sesuai pengakuan korban, wali kelas sudah memanggil para pelaku penganiayaan, yakni Novan, Adam dan Paus.
"Ketiga anak itu saat dipanggil sudah mengakui perbuatannya, tapi tak ada tindakan dari sekolahnya. Sampai adik saya meninggal pun mereka tidak pernah datang atau membesuk di rumah sakit," ujarnya menegaskan.