Said Aqil mengalir saja, tak akan mati-matian kejar jabatan PBNU
Said juga mengklarifikasi isu kedekatannya dengan kelompok Syiah yang belakang diembuskan kepadanya.
Ketua Umum PBNU sekaligus bakal calon incumbent, Said Aqil Siroj, mengaku tidak akan mati-matian mengejar jabatan ketua umum dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, kali ini. Namun demikian, Said menegaskan siap maju kembali sebagai calon incumbent dalam perebutan ketua umum PBNU periode mendatang.
"Sejak awal saya katakan saya mengalir. Jika masih dipercaya (memimpin) saya siap menerima amanah itu, jika tidak ya tidak apa-apa. Di NU itu pengabdian, tanpa menjadi ketua umum-pun saya juga akan tetap mengabdi," kata Kiai Said di Jombang, Rabu (05/08).
Said juga menyatakan tidak akan berkampanye. Dalam Islam, dia menuturkan, memang tidak dilarang mengejar jabatan. Tapi caranya harus baik, tidak boleh menabrak norma-norma.
"Dan yang paling penting ketika jabatan itu didapat kita tidak boleh dikendalikan oleh jabatan itu," tuturnya.
Dalam Muktamar kali ini, setidaknya ada empat nama yang menyatakan siap maju, mereka adalah; Said Aqil Siroj, Kiai Salahudin Wahid atau Gus Sholah (Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng), Kiai Idrus Ramli (Dewan Pakar Aswaja PWNU Jatim), dan Asad Ali (mantan wakil ketua Badan Intelijen Negara).
Menjelang pemilihan ketua umum PBNU ini, banyak tudingan miring kepada para calon, termasuk kepada Said Aqil. Misalnya, dia dituding sebagai agen syiah. Menanggapi tudingan itu Said menyatakan, sebenarnya tudingan-tudingan seperti itu bukan hal baru bagi dia.
"Kalau Anda ingat, sepulang dari Arab Saudi saya langsung dituding liberal dan bahkan sampai ada forum kiai muda di Jawa Timur yang men-tabayun-kan soal itu. Sekarang saya dituding agen Syiah, dasarnya apa? Pendidikan saya S1 Ushuluddin, S2 Perbandingan Agama, S3 Filsafat Islam, Tasawuf," ujarnya.
"Jangankan ajaran Syiah, Jabariyyah, Qodariyyah, Murji'ah, Jahamiyyah, Khawarij, Ahmadiyyah, Wahabiyyah, saya itu paham bagaimana isi Al-Kitab, bahkan mungkin lebih paham daripada pendeta. Lalu, apakah saya disebut Nasrani? Apakah saya Kristen? Jadi tudingan saya Syiah itu tidak benar, saya masih teguh memperjuangkan dan menjalankan Islam Ahlussunah Wal Jamaah."
Kalau tudingan syiah karena mengirimkan mahasiswa NU ke Iran, Said mengimbuhkan, "justru di era saya tidak satupun mahasiswa NU dikirim untuk studi ke Iran. Yang ada kita mendapatkan beasiswa pendidikan ke Amerika, Australia, China, Mesir, Sudan, Libya, Maroko, Syria, tapi tidak ada ke Iran," ujarnya menegaskan.