Saksi mata ungkap eksekusi diduga eks anggota PKI di Jembrana
Mereka dieksekusi warga menggunakan pedang. Tidak satu pun ada yang menggunakan senapan atau bedil.
Ditemukannya lokasi kuburan massal diduga mantan anggota PKI di Jalan Desa Banjar Adat Mesean, Desa Pakraman Batuagung, Jembrana, Bali juga berdasarkan penuturan Kakek (Kakiang) Kerende (96), salah seorang warga Mesean yang jadi saksi hidup pembantaian.
Kakek Kerende menuturkan, mereka dieksekusi oleh warga dengan menggunakan pedang. Tidak satu pun ada yang menggunakan senapan atau bedil.
"Mereka itu dikubur di bulan awal-awal tahun 1966. Setelah kejadian G30S PKI di Jawa," terangnya dalam bahasa Bali, Kamis (29/10).
Ditemui di lokasi pembongkaran kuburan massal, Kakiang Kerende yang sudah terganggu pendengarannya, menuturkan peristiwa PKI yang terjadi di desa tersebut.
Menurutnya, setelah kasus G30S PKI di Jawa pecah dan para anggota PKI berhasil ditumpas, para anggota PKI di Jembrana semuanya menyerah.
"Termasuk yang di Mesean ini. Para anggota PKI yang memang warga sini tidak ada yang berani melawan. Semuanya menyerah," tuturnya.
Setelah itu di Banjar Mesean menurut Kakiang Kerende, para anggota PKI semuanya ditangkap dan dikumpulkan. Tidak ada perlawanan, mereka hanya pasrah.
"Mereka lantas digiring ke tempat ini (tempat kuburan massal). Kemudian mereka dibariskan dan dibunuh secara bersamaan. Saya sendiri melihatnya sambil mengintip di balik semak-semak bersama beberapa pemuda kala itu," ujarnya.
Menurutnya, ada sembilan orang warga lokal Mesean yang dibunuh dan dikubur di tempat tersebut dan dua orang warga pendatang, satu dari Tabanan dan satu lagi dari Lateng, Negara.
"Yang dari Tabanan itu memang tinggal di sini beberapa hari sebelum dibantai. Dia kabur dari Tabanan ke sini karena takut ditangkap. Begitu pula yang dari Leteng," imbuhnya seraya meyakinkan hanya jumlah tersebut yang dilihatnya. Untuk korban yang lainnya, dirinya tidak tau.
"Mereka memang anggota PKI, tapi setahu saya mereka tidak melakukan pemberontakan. Saat itu memang ada perintah untuk menangkap dan menumpas anggota PKI, seperti daerah-daerah lainnya," lanjut kakek berjenggot putih ini.
Menurutnya di lokasi kuburan massal itu awalnya terdapat 11 jasad diduga mantan anggota PKI, sembilan warga lokal dan dua orang warga pendatang. Namun kini tinggal sembilan orang karena yang dua orang sudah dibongkar dan diaben pihak keluarganya tahun 1984 silam.