Salah Ambil Motor, Dua Pria Jember Dikira Maling dan Babak Belur Dihajar Warga
Nasib apes dialami dua pemuda asal Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hanya gara-gara salah mengambil motor milik temannya, Samsul Arifin (28) dan Lukman Sauri (39) dikira maling dan babak belur dihajar warga.
Nasib apes dialami dua pemuda asal Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Hanya gara-gara salah mengambil motor milik temannya, Samsul Arifin (28) dan Lukman Sauri (39) dikira maling dan babak belur dihajar warga.
Peristiwa salah sasaran itu terjadi pada Selasa (22/3), di Pasar Hewan Tempurejo yang ada di Dusun Krajan, Desa Tempurejo Kecamatan Tempurejo.
-
Di mana lokasi Curug Panetean? Curug ini dijamin bikin siapapun terpukau. Sudah kenal dengan Curug Panetean yang ada di Desa Pangliaran, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat?
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
-
Apa itu Jurig Jarian? Dalam bahasa Sunda, Jurig berarti hantu dan Jarian adalah tempat yang kotor. Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor seperti tempat sampah.
-
Apa itu Curug Cierang? Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terdapat destinasi wisata curug baru yang belum banyak diketahui. Lokasinya cukup tersembunyi dan dikelilingi pepohonan di kawasan hutan. Bermain air di sini dijamin membuat siapapun betah tak ingin pulang.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
Awalnya Lukman Sauri meminta Samsul Arifin mengambil motor Yamaha N-Max miliknya. Lukman hanya memberikan kunci motor dan petunjuk motor miliknya kepada Samsul Arifin.
Saat itu Samsul Arifin salah mengambil motor. Ia mengambil motor milik Poniman yang memang memiliki kesamaan merek dan jenis. Peristiwa itu diketahui oleh Sudi, rekan Poniman yang juga pedagang di pasar hewan tersebut.
Sudi kemudian menegur Samsul Arifin dan menyebut motor itu milik temannya. Samsul Arifin yang merasa tidak bersalah, tetap mengambil motor Yamaha tersebut menggunakan kunci motor yang diberikan oleh Lukman. Saat itulah datang Ponimin yang merupakan pemilik motor sebenarnya.
Setelah diberi pengertian, Samsul Arifin menyadari kesalahannya dan bersedia menyerahkan motor tersebut. Sayangnya, sempat ada teriakan warga yang menyebut Samsul Arifin sebagai maling motor. Situasi pasar hewan yang saat itu sedang ramai, membuat teriakan itu dengan cepat memancing amarah massa.
Samsul Arifin yang maling motor langsung ditarik ke tengah lapangan, dan jadi sasaran pemukulan. Rekan Samsul, yakni Lukman Sauri yang mendengar keributan mendatangi titik keramaian.
Mengetahui rekannya dihajar massa, Lukman yang saat itu sedang menggendong anak, mencoba menenangkan situasi. Setelah menitipkan anaknya kepada warga setempat, Lukman menjelaskan bahwa Samsul adalah rekannya yang ia suruh untuk mengambil motor miliknya.
Sayangnya, penjelasan Lukman tidak diterima warga yang terlanjur salah paham. Senasib dengan Samsul, Lukman juga ikut dihajar massa karena mengira mereka berdua sebagai sindikat maling motor. Adegan main hakim sendiri itu sempat direkam oleh kamera video warga dan viral di media sosial.
Tidak lama kemudian, patroli dari Polsek Tempurejo yang menerima laporan dugaan maling motor, tiba di lokasi. Samsul Arifin dan Lukman Sauri yang kadung babak belur karena dikira maling, diamankan di Polsek Tempurejo.
Dalam pemeriksaan terungkap, Samsul Arifin dan Lukman Sauri memang bukan maling motor. Hal ini terbukti dari STNK yang dimiliki Lukman yang cocok dengan motor Yamaha N-Max yang terparkir di sekitar pasar.
"Setelah melakukan interogasi kepada kedua terlapor, kita lakukan gelar perkara di lokasi kejadian. Hasilnya memang tidak ada tindak pidana pencurian," kata Kapolsek Tempurejo, AKP M Zuhri.
Adapun Samsul Arifin dan Lukman Sauri yang terlanjur babak belur karena salah sasaran amuk massa, memilih untuk tidak memperpanjang kasus ini.
"Keduanya tidak membuat laporan polisi. Dua belah pihak sepakat untuk berdamai karena salah paham," pungkas Zuhri.
Baca juga:
2 Pemuda di Banda Aceh Curi Motor Polisi untuk Beli Sabu dan Chip Domino
32 Kali Beraksi, 3 Maling di Musi Rawas Ditembak Polisi dan 2 Tewas
Pura-Pura Minta Dibelikan Rokok, Pria di Kupang Gasak Motor Tukang Ojek
Bawa Kabur Motor Pinjaman, Wanita Muda di Belu Ditangkap Polisi
Sakit Hati, Pasutri Curi Mobil Milik Majikan
Polisi Tangkap Sindikat Pelaku Curanmor di Tasikmalaya, Belasan Kendaraan Diamankan