Sambil menangis, orangtua pelaku teror di Gereja St Yosep minta maaf
Permintaan maaf itu disampaikan langsung S Makmur Hasugian (65) dan istrinya Arista Br Purba (54).
Kedua orangtua tersangka pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan, IAH (17), memberi pernyataan resmi di kantor DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Medan, Jalan Sei Rokan, Medan, Kamis (1/9). Mereka meminta maaf kepada masyarakat atas perbuatan putranya.
Permintaan maaf itu disampaikan langsung S Makmur Hasugian (65) dan istrinya Arista Br Purba (54). Mereka menyampaikannya sambil menangis.
"Kami sebagai orangtua meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat katolik yang berada di Gereja Santo Yosep, di Medan atas perbuatan anak kami," ucap Makmur.
"Saya sebagai ibunya meminta maaf, terutama kepada Pastor Albert Padiangan. Sayalah yang salah kurang mengawasi anak kami ini," sambung Arista dengan suara parau.
Mereka mengaku tidak mengetahui dan tidak menyangka putranya IAH melakukan aksi itu. Apalagi banyak kerabat mereka yang beragama nonmuslim.
Makmur mengaku dari tiga saudara kandungnya, dua nonmuslim. "Kalau saya, orangtua dan 8 saudara saya nonmuslim," imbuh Arista.
Makmur Hasugian berharap agar kejadian yang menimpa mereka tidak terjadi pada keluarga lain. "Mudah-mudahan tidak terjadi lagi peristiwa serupa di negara kita ini," harapnya.
Dia juga berharap pihak kepastoran bisa memberi maaf. Keluarga menyatakan sudah menyampaikan permintaan maaf itu. "Pihak pastor menyerahkan ke Keuskupan. Karena uskup sedang berada di luar kota, maka kami akan datang ke keuskupan tanggal 5 September," kata Rizal Sihombing, salah seorang kuasa hukum IAH.
Seperti diberitakan, IAH diamankan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (28/8) pagi. Dia diduga ingin meledakkan bom. Pemuda ini diringkus jemaat saat menyerang pastur dengan pisau.