Satgas Pangan Polres Mojokerto grebek gudang beras oplosan
Penggerebekan dilakukan petugas gabungan setelah mendapat informasi dari masyarakat, adanya beras tak layak konsumsi kemasan 15 kilogram berlogo Bulog, yang dijual di toko perdana, pasar Sawahan Mojosari.
Satgas Pangan Polres Mojokerto menggrebek gudang beras yang diduga untuk proses pengoplosan beras tak layak konsumsi. Gudang tersebut berada di Jalan Diponegoro, Desa Lebaksono, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jatim, Selasa, (25/7).
Penggerebekan dilakukan petugas gabungan setelah mendapat informasi dari masyarakat, adanya beras tak layak konsumsi kemasan 15 kilogram berlogo Bulog, yang dijual di toko perdana, pasar Sawahan Mojosari.
Kemudian petugas mendatangi produsen yang memasok beras tersebut di kawasan pungging. Di gudang milik inisial K, di Kecamatan Pungging, ditemukan beras ratusan ton, yang diduga akan dioplos.
Kepala Pasar Raya Mojosari Disperindag Kabupaten Mojokerto, Samsul Hadi, pada wartawan saat di gudang beras milik pengusaha berinisal K di Kecamatan Pungging mengatakan, beras yang ditemukan adalah jenis IR 64, sebagian kwalitasnya tidak layak konsumsi.
"Saat dicek petugas gabungan, ada beras yang sudah dicampur dengan beras rusak dan diamankan Satgas pangan untuk barang bukti. Kalau dioplos, harganya jatuhnya lebih mahal," kata Samsul, Selasa (25/7).
Menurut Samsul, sekarang ini harga beras jenis IR 64 di pasaran berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu perkilo. Tapi kalau sudah dioplos, harganya bisa sampai Rp. 11.000 perkilo.
"Dioplos seperti ini, harga jualnya bisa sampai Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu," terangnya.
Selain menemukan beras jenis IR 64 yang dioplos juga ditemukan beras ketan broken yang diduga akan dicampur beras biasa. Ini untuk menambah rasa pulen pada beras yang dioplos supaya disukai konsumen.
"Di pasaran, para konsumen menilai kwalitas beras dari rasanya, kalau punel ya harganya mahal. Maka dioplos dengan beras ketan agar lebih pulen," terangnya.
Sementara Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto mengatakan, masih menunggu data detail dari petugas di lapangan. Kalau beras yang ditemukan di gudang tersebut sengaja ditimbun, jelas menyalahi aturan.
"Saya masih menunggu data detail dari tim yang ada di lapangan. Kalau beras itu ditimbun, jelas menyalahi aturan. Soal pengoplosan, kita berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polres Mojokerto," kata Bambang dihubungi via telepon.
Baca juga:
Dijual mahal, ini cara menentukan harga beras Maknyuus dan Ayam Jago
PT IBU klaim harga beras capai Rp 20.000/Kg berdasar mekanisme pasar
Tak mau gegabah, Polda Sumsel uji lab beras diduga dioplos Bulog
Tak mau ikut campur, Mentan serahkan kasus PT IBU ke penegak hukum
Pembelaan PT IBU dituding oplos beras subsidi
5 Fakta di balik kasus beras oplosan,salah satu petinggi eks menteri
-
Apa yang dulunya disebut Begraafplaatsen Mojokerto? Mengutip Instagram @ceritamojokerto, bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Begraafplaatsen Mojokerto atau gerbang pemakaman di Mojokerto. Nama lain dari gapura ini adalah Sekar Putih.
-
Apa yang membuat terowongan di Mojokerto ini misterius? YouTuber Cakra Panorama menyebut lorong tak berujung ini mirip terowongan Hamas di Palestina.
-
Apa ciri khas dari Beras Rojolele? Beras Rojolele merupakan salah satu jenis beras yang cukup terkenal di Indonesia. Karakteristik beras ini memiliki tekstur yang pulen dan lembut. Aroma yang dihasilkan dari beras Rojolele ini sangat khas, harum, dan menyebar saat beras tersebut dimasak.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Kenapa boraks berbahaya? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.