Satgas Udara Karhutla Riau ingin bisa ikut segel lahan yang terbakar
Selain memberikan efek jera, permintaannya itu diharapkan bisa membantu anggota Polri.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsekal sekaligus komandan Satuan Tugas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan Riau, Marsekal Pertama Henri Alfiandi meminta kewenangan penyegelan lahan yang terbakar seperti yang dimiliki polisi selama ini. Satgas Udara ingin melakukan itu bersama Manggala Agni, BPBD dan TNI AD.
"Maksudnya, saya inginkan konsep bahwa Manggala Agni, BPBD, TNI AD dapat menyegel (lahan yang terbakar), membuat berita acara, atas nama Karhutla. Kita membantu Polri," ujar Henri saat rapat evaluasi Karhutla bersama Kepala BNPB Williem Rampangilei, Minggu (28/8).
Menurut Henri, hal tersebut merupakan solusi singkat sebagai totalitas. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang masih dan terus meluas di Riau saat ini disebabkan belum terciptanya efek jera terhadap pelaku pembakar lahan.
Dia menambahkan, hal itu berbeda dibandingkan dengan kondisi di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). "Karhutla di TNTN hampir dipastikan tidak ada sama sekali setelah TNI AU melakukan aksi nyata dengan membakar barak-barak di hutan milik negara tersebut," ucapnya.
"Ini bukti bahwa apabila ada tindakan tegas, menimbulkan efek jera. Bisa dilihat, TNTN hingga kini tidak ada kebakaran," tambahnya.
Selain memberikan efek jera, permintaannya itu diharapkan bisa membantu anggota Polri dalam melakukan penyelidikan. "Sebagian masyarakat pembakar lahan kini mulai tidak peduli. Pelaku membakar lahan kemudian petugas melakukan pemadaman," pungkasnya.