Satu dari tiga penderita difteri di Jateng meninggal
Lebih lanjut, keberadaan kuman tersebut akan merusak amandel, sel-sel darah merah, hingga membentuk selaput yang semakin membesar yang bisa membikin pasien mengalami sesak napas.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, ada tiga kasus penderita difteri. Mereka tersebar di tiga lokasi, Semarang, Karanganyar dan Kendal. Dari tiga pasien tersebut seorang di antaranya meninggal dunia.
Dia menjelaskan, satu pasien asal Kendal yang dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang meninggal karena kondisinya sudah parah. Selain itu, ada dua pasien yang suspect sehingga diberikan penanganan intensif.
"Kasus pertama itu Januari lalu pasien asal Semarang, yang kedua Juni di Karanganyar. Sudah sembuh semua," ungkapnya, Kamis (14/12).
Menurut Yulianto, tiga kasus difteri yang ada di Jawa Tengah ini semuanya dalam status imunisasi yang tidak lengkap. Dari 8.573 desa di Jateng, 99,74 persen di antaranya pelaksanaan imunisasi dasar secara lengkap sudah bagus. Meski demikian, masih ada 0,26 persen anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Dia menambahkan, kasus difteri ini sangat berpotensi terjadi pada populasi rawan. Yakni mereka yang belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap hingga sangat membutuhkan partisipasi masyarakat.
Yulianto menegaskan, pihaknya menyiapkan vaksin yang cukup untuk seluruh warga Jateng. Sasaran imunisasi dasar setiap tahun ada 625 ribu anak.
Sementara itu, Ketua Divisi Infeksi Tropis Bagian Anak RSUP dr Kariadi, Hapsari menjelaskan, setidaknya ada dua dampak mematikan dari penyakit difteri yang disebabkan oleh bakteri dan penularannya lewat saluran napas ini.
"Jadi, kumannya nempel di tonsil, amandel. Gejalanya, demam yang tidak tinggi, lemah lesu, dan nyeri telan," ungkapnya.
Lebih lanjut, keberadaan kuman tersebut akan merusak amandel, sel-sel darah merah, hingga membentuk selaput yang semakin membesar yang bisa membikin pasien mengalami sesak napas.
"Kalau selaput di tenggorokan sudah menempel amandel, menutup masuk ke dalam harus dilakukan trakeostomi," katanya yang juga Ketua Komisi Ahli DBD Jateng itu.
Toksin atau racun yang disebabkan kuman difteri juga bisa menyerang organ lain, seperti jantung, otot mulut, hingga ginjal sehingga dampaknya mematikan.
Baca juga:
2 Penderita difteri dirawat di RSUP H Adam Malik Medan
Mahasiswa mendapat imunisasi difteri
Bocah pasien Difteri di Kendal meninggal dunia
Tak perlu panik, bekali diri dengan pengetahuan tentang difteri
Menkes sebut PT Biofarma sanggup penuhi kebutuhan vaksin Difteri dalam negeri
-
Apa yang dimaksud dengan difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Kapan biasanya gejala difteri muncul? Periode inkubasi biasanya 2-5 hari, tetapi dapat memakan waktu hingga 10 hari.
-
Kapan difteri bisa menular? Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular Difteri? Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain:Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkapTinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannyaBepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggiMemiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
-
Siapa yang berpotensi terkena komplikasi Difteri? Komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat terjadi jika toksin memasuki aliran darah dan merusak jaringan vital lainnya.