Sayur dari Sulsel langka dan mahal, produk Malaysia serbu Nunukan
Mereka lebih memilih sayur mayur dari Malaysia lantaran lebih murah.
Sayur mayur asal Negeri Sabah, Malaysia, membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. hal itu disebabkan tidak adanya pasokan dan mahalnya sayur dari Sulawesi Selatan.
Sumiati, pedagang sayur mayur di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Jumat (18/12) mengutarakan, seluruh sayur mayur dijual pedagang di daerah itu berasal dari Tawau, Negeri Sabah. Banjirnya bahan pokok impor di Kabupaten Nunukan akibat tidak adanya pasokan dari Sulsel sejak dua pekan lalu.
Sumiati mengatakan, pedagang di daerah itu tidak berminat memasok sayur-mayur asal Sulsel, karena harganya lebih mahal ketimbang dari negeri jiran.
Sumiati melanjutkan, jenis sayur-mayur terpaksa didatangkan dari Malaysia adalah tomat, kubis, sawi-sawi, kangkung, wortel, kentang, dan lain-lain. Selama ini bahan-bahan itu kerap didatangkan dari Sulsel.
"Harga sayur mayur asal Sulsel harganya mencapai Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Sementara dari Malaysia hanya Rp 10 ribu per kilogram," kata Sumiati, seperti dilansir dari Antara.
Pedagang lainnya, Ani mengatakan hal serupa. "Jadi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk sayur-mayur masyarakat setempat, maka pengusaha mendatangkan dari Tawau (Malaysia) karena tidak ada pasokan dari Sulawesi (Selatan)," kata Ani.
Ani menambahkan, harga sayur mayur di daerah itu terkesan mengalami penurunan, karena harga dari pengusaha Malaysia yang memasok ke daerah itu juga dengan harga murah.