Sebanyak 8 balita tewas akibat penyakit campak di Kepulauan Aru
Balita terserang campak itu menunjukkan gejala demam, batuk, mata berair dan timbul bercak merah di tubuh.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Aru, Maluku, menyatakan jumlah korban meninggal dunia akibat penyakit campak yang menyerang balita di desa Tum Watu, beberapa waktu lalu tidak sampai belasan orang.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kepulauan Aru Gotlief Gainau, dihubungi dari Ambon, mengatakan berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan maupun RSUD Cenderawasih yang meninggal hanya delapan balita.
Dua balita meninggal saat dirawat di RSUD Cenderawasih, sedangkan enam lainnya di desa Tum Watu, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, sehingga tidak sebanyak 14 orang sebagaimana pemberitaan di berbagai media cetak nasional maupun lokal.
"Pastinya Dinas kesehatan telah diarahkan agar menangani penyakit campak yang dilaporkan menular di desa Tum Watu pada dua pekan lalu," ujarnya, seperti diberitakan Antara, Selasa (23/09).
Tim medis dari Dinas Kesehatan Kepulauan Aru juga memberikan imunisasi terhadap balita di desa tersebut, sekaligus sosialisasi pola hidup sehat, terutama kesehatan keluarga dan pemeliharaan kebersihan permukiman.
"Terpenting memotivasi kesadaran dari orang tua, terutama para ibu agar rajin mendatangi Pos Yandu, Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu dengan membawa anak untuk diimunisasi," kata Gotlief.
Ia juga menyatakan Pemkab Kepulauan Aru memberikan santunan kepada keluarga korban guna membantu proses pemakaman, tanpa merinci nilainya.
Sebelumnya, Direktur RSUD Cendrawasih, Kace Kwaitota, mengatakan sebagian besar anak-anak yang terserang campak itu menunjukkan gejala demam, batuk, mata berair dan timbul bercak merah di tubuh.
Para penderita berasal dari wilayah sulit transportasi dan terbatas pelayanan kesehatan. "Kami juga menangani penderita diare sebanyak 18 anak yang saat ini kondisi mereka berangsur sembuh," ujarnya.