Sejahterakan petani kopi, Dedi Mulyadi gagas 'desa kopi'
Hal ini usai Dedi Mulyadi mendapatkan keluhan dari salah seorang petani kopi yang tinggal di Desa Margamulya.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Dedi Mulyadi mendapat keluhan dari salah seorang petani kopi bernama Nuri (52). Sehari-hari, Nuri menanam kopi di sebuah perkebunan yang terletak di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Keluhan tersebut Nuri sampaikan ke mantan Bupati Purwakarta itu saat berkunjung ke desanya. Kepada Dedi Mulyadi, Nuri bercerita selama ini tidak mendapatkan advokasi dari pemerintah tentang pemeliharaan tanaman kopi. Dia beserta para petani kopi yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) memang pernah menerima bantuan benih kopi.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Kenapa Dedi Mulyadi menggemukkan Sapi Bargola? Dedi mengaku akan mengkurbankan sapi Bargola di hari raya Iduladha pekan depan.
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
Namun, pengawalan dari mulai pola tanam sampai kopi siap dipanen tidak dia dapatkan. Maka, alih-alih bisa mendapatkan hasil panen kopi yang maksimal, tanaman kopi tersebut layu sebelum berkembang.
"Karena tidak diurus jadi tanamannya mati. Pohon kopinya tidak dirawat. Padahal, kopi ini komoditas unggulan di Jawa Barat bahkan dunia," ujar Nuri, Senin (30/4).
Kopi Malabar, kata Nuri, merupakan kopi terbaik di dunia. Nama lokal yang tersemat dalam kopi tersebut diambil dari nama sebuah gunung tempat kopi itu ditanam. Akan tetapi, secara kualitas, kopi tersebut mampu memenangi berbagai festival kopi di dunia internasional.
"Kami menanam Kopi Malabar, ini paling dicari banyak orang. Harganya $ 8,9 per kilo. Kalau ada festival, kopi ini selalu menang. Karena itu kita ekspor ke berbagai negara di Eropa," katanya.
Keluhan tersebut dijawab oleh Dedi Mulyadi dengan melontarkan gagasan tentang Desa Kopi. Menurut dia, desa tersebut dapat memanfaatkan keunggulan produk yang dimilikinya, dalam hal ini kopi.
Terkait output, kesejahteraan dapat diraih oleh para petani kopi di Desa Kopi. Selain itu, manfaat branding positif dari produk kopi diyakini dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi desa tempat kopi berkualitas ditanam.
"Tetapi caranya tidak boleh dengan merambah hutan. Satu juta pohon kopi bisa kita tanam dengan memanfaatkan lahan perkebunan teh yang tidak produktif di wilayah ini," katanya.
Selain diangkat sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) Pemprov Jawa Barat, para petani kopi rakyat juga diberikan advokasi khusus. Pendampingan tersebut dapat dilakukan oleh para sarjana pertanian yang diberikan insentif oleh Pemprov Jawa Barat.
"Kita tidak hanya berikan benih kopi, kita berikan pendampingan dari mulai masa tanam sampai panen. Pemprov Jawa Barat nanti meminta bantuan para sarjana pertanian untuk itu," ujarnya.
Pohon kopi sebagai 'sabuk hijau' alam
Selain memiliki nilai ekonomi, Dedi Mulyadi menilai tanaman kopi juga memiliki fungsi menjaga lingkungan alam sebagai 'Green Belt' atau Sabuk Hijau. Kelestarian alam di Gunung Malabar dapat terjaga melalui penanaman pohon kopi.
Selama ini, secara ekologi, Gunung Malabar merupakan salah satu hulu Sungai Citarum. Sebuah sungai yang memiliki peran sentral terhadap kondisi lingkungan di Jawa Barat dari selatan, tengah, sampai utara.
"Pohon kopi ini mampu memperkuat kondisi tanah. Apalagi, ini kan di bagian hulu Sungai Citarum. Jadi, manfaatnya bisa berlipat," ujarnya.
(mdk/rzk)