Selama 5 hari, kebakaran menghanguskan 6,7 hektare lahan gambut di Kaltim
Kebakaran lahan gambut di kawasan kebun sawit di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, akhirnya berhasil dipadamkan. Diperlukan lima hari untuk memadamkan kebakaran, yang menghanguskan luasan sekitar 6,7 hektare.
Kebakaran lahan gambut di kawasan kebun sawit di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, akhirnya berhasil dipadamkan. Diperlukan lima hari untuk memadamkan kebakaran, yang menghanguskan luasan sekitar 6,7 hektare.
"Alhamdulillah, di hari kelima ini, berhasil kita padamkan tadi sekitar jam 11 siang," kata Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Nurlaila dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (19/8).
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
Nurlaila menerangkan, meski demikian, tim gabungan antara lain BPBD, Manggala Agni, TNI dan Polri, Dinas Pertanian dan pihak perusahaan sawit tidak bisa langsung meninggalkan lokasi.
"Siang tadi tim gabungan, dengan Manggala Agni, masih harus keliling lagi, menyisir kemungkinan ada bara-bara sisa di bawah permukaan, dan asap. Karena itu lahan gambut berasap, ada bara di bawah. Hasilnya, benar-benar sudah padam," ujar Nurlaila.
Pasca-pemadaman, seluruh perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di PPU, diwanti-wanti untuk mewaspadai potensi terbakarnya lahan gambut, dengan meningkatkan intensitas patroli di areal konsesi.
"Semua kita ingatkan, semua sama-sama waspada. Karena sekarang musim kemarau, hingga beberapa waktu ke depan. Karena memang lahan kering, disertai angin kencang. Kalau perusahaan patroli 2-3 kali, ditingkatkan lebih dari itu," terang Nurlaila.
Selain itu, lanjut Nurlaila, perusahaan juga diminta untuk memperbanyak drainase sebagai sumber air dan embung air, bertujuan menjadi sumber air darurat disaat areal lahan gambut terbakar. Mengingat, konsesi sawit perusahaan di PPU, memiliki luasan yang sangat luas.
"Tidak kalah penting, dan menjadi catatan kami, dari sekian banyak perusahaan sawit di PPU ini, perlu punya peralatan pemadaman yang standar. Karena, baru 2 perusahaan yang peralatannya sesuai standar, digunakan seperti saat kebakaran gambut ini," demikian Nurlaila.
Baca juga:
10 Hektare hutan dan sabana di Gunung Buthak hangus terbakar
Kabut asap selimuti Riau, terpantau ada 140 titik api
Kebakaran hutan Gunung Guntur capai 8 hektare
BNPB tambah 4 heli water bombing tangani karhutla di Kalbar
4 Hari padamkan lahan gambut terbakar, 2 personel BPBD PPU jatuh sakit
Kebakaran hutan, pendakian ke Gunung Panderman ditutup sementara