Selama puasa, diperkirakan stok darah di PMI Cianjur berkurang
Karena sebagian besar pendonor menjalankan ibadah puasa dan jarang yang datang untuk menyumbangkan darah.
Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cianjur, Jabar, diperkirakan akan mengalami kekurangan stok labu darah selama bulan puasa karena jumlah pendonor yang dipastikan merosot tajam. Kepala Unit Darah UTD PMI Cianjur, Azwar B Chaniago, Senin, mengatakan setiap bulannya kebutuhan darah di Cianjur mencapai 1.200 labu, namun selama bulan puasa hanya bisa dipenuhi setengahnya atau sekitar 500 labu darah.
Tahun-tahun sebelumnya, tambah dia, pihaknya dapat menutupi kebutuhan tersebut, dengan mendatangkan dari luar daerah, namun saat ini tidak dapat dilakukan karena terbentur regulasi BPPD atau Biaya Pengganti Pengelolaan Daerah yang berbeda.
"Untuk memasok dari wilayah Bandung misalnya, kami harus mengeluarkan biaya Rp 360 ribu per kantung, sedangkan aturan yang ada, besaran BPPD di UTD PMI Cianjur hanya Rp 252 ribu sesuai dengan SK Bupati," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (30/6).
Akibat regulasi yang tidak sebanding itu, tambah dia, pihaknya terpaksa menutupi kekurangan pembayaran hingga Rp 24 juta, bulan lalu. "Kita akan dorong agar SK Bupati berkaitan dengan BPPD itu direvisi dan ditambah," pintanya.
Dia berharap, revisi atas BPPD tersebut segera dilakukan mengingat permintaan darah terus mengalami peningkatan, dimana saat ini, tutur dia, permintaan per bulan mencapai 1200 labu dari tahun sebelumnya 400 labu darah.
"Naiknya permintaan karena terjadi peningkatan kasus penderita Thalasemia. 400 labu darah setiap bulan itu harus keluar untuk cuci darah para penderita Thalasemia, belum kebutuhan lainnya," ujar Azwar.
Sementara itu, tambah dia, tingkat donor darah selama bulan puasa dipastikan akan menurun tajam karena sebagian besar pendonor menjalankan ibadah puasa dan jarang yang datang untuk menyumbangkan darah.