Semangat keberagaman diembuskan dalam SIPA 2018
Ketua Pelaksana Solo International Performing Art (SIPA) 2018, Irawati Kusumorasri, menjelaskan mengenai semangat kebersamaan dan keberagaman yang diusung dalam pelaksanaan kali ini.
Semangat kebersamaan dan keberagaman diembuskan dalam Solo International Performing Art (SIPA) 2018. SIPA 2018 dibuka secara resmi di Benteng Vastenburg, Solo, Kamis (6/9) malam. 10 negara turut memeriahkan kegiatan ini.
Negara-negara yang ambil bagian antara lain Amerika Serikat, Rusia, Spanyol, Jerman, Belanda, Zimbabwe, Korea Selatan, dan Filipina.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Siapa pemimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
-
Kenapa sinetron Bidadari Surgamu menarik perhatian penonton? Mengangkat tentang kisah percintaan, sinetron ini langsung mencuri perhatian para penggemar layar kaca.
Ketua Pelaksana Solo International Performing Art (SIPA) 2018, Irawati Kusumorasri, menjelaskan mengenai semangat kebersamaan dan keberagaman yang diusung dalam pelaksanaan kali ini.
"Kita bangga karena kegiatan ini sudah berjalan bertahun-tahun. Dan selalu meraih sukses. Tahun ini, ada 10 negara yang ambil bagian. Makanya kita mengangkat tema We Are The World, We Are The Nation. Karena keberagaman ini menjadi kekuatan kita," paparnya.
Ketua Pelaksana Solo International Performing Art (SIPA) 2018, Irawati Kusumorasri ©2018 Merdeka.com
Sedangkan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, memberikan dukungan dengan tema yang diangkat. Karena, tema tersebut bisa menjadi pemersatu.
"Saya sangat mendukung pemilihan tema We Are The World, We Are The Nation. Ini sangat tepat. Apalagi, kita baru saja menyelenggarakan Asian Games. Dan kita sangat sukses. Jika kita perhatikan opening dan closing Asian Games lalu, betapa seni kita sangat luar biasa bila diangkat dan dikemas dengan baik. Dunia pun memujinya," paparnya.
Triawan menambahkan, pertunjukan seni adalah cara tepat untuk meningkatkan perekonomian dan mengangkat seni pertunjukkan.
"Dan saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang sudah memberikan dukungan penuh kepada seni pertunjukan seperti SIPA. Karena dampaknya akan sangat terasa bagi masyarakat, terutama kepada perekonomian," paparnya.
Sedangkan Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan, setelah 10 tahun berjalan SIPA mampu memperlihatkan eksistensinya.
"SIPA memiliki dampak yang baik bagi perekonomian. Ini sangat baik, makanya SIPA selalu sukses. Apalagi tahun ini ada 10 negara yang ambil bagian. Value kegiatan ini akan semakin terangkat," paparnya.
Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan menyatakan SIPA adalah tempat terbaik untuk mempertunjukkan seni.
"Solo menjadi salah satu pusat seni di Indonesia. Dan SIPA menjadi wadah yang tepat bagi para pelaku seni dunia untuk memperlihatkan kemampuannya," paparnya.
Apresiasi juga diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, seni pertunjukan memiliki nilai yang sangat luar biasa.
"Selain mampu melestarikan kebudayaan, seni pertunjukan adalah cara yang tepat untuk menarik wisatawan. Karena, lewat hal ini kekayaan budaya kita bisa terangkat dan dikenal luas di luar negeri. Sukses buat SIPA 2018," katanya.
(mdk/hhw)