Seminggu pemulangan jemaah haji, belum ada masalah yang berarti
Soal katering dan transportasi selama ke bandara juga sudah bisa teratasi dengan baik. Namun sempat ada kendala soal katering yakni satu kloter tidak mendapatkan jatah katering lantaran jemaah terlambat datang ke bandara dalam waktu yang cukup lama.
Proses pemulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air sudah berlangsung selama satu minggu. Di hari-hari pertama terjadi banyak kendala, terutama masalah delay yang panjang. Namun setelah seminggu berlangsung kondisi berangsur normal.
Hal tersebut terungkap saat rapat evaluasi PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Bandara, Kamis (22/9). Rapat dipimpin oleh Kadaker Bandara Nurul Badruttamam, dihadiri para kepala seksi, hingga perwakilan Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines.
"Saat ini kita telah melewati masa-masa sulit," kata Nurul Badruttamam.
Masa-masa sulit yang dimaksud Nurul adalah saat awal-awal pemberangkatan dimana banyak jemaah haji yang masih membawa banyak barang yang melebihi kapasitas, serta membawa air zamzam dimodifikasi sedemikian rupa agar terbebas dari razia petugas. Akibat sweeping barang-barang bawaan jemaah yang terlalu lama, akhirnya keberangkatan pesawat mengalami delay, hingga akhirnya berimbas pada penerbangan-penerbangan selanjutnya.
Selain masalah keterlambatan penerbangan, hal-hak krusial lainnya yang telah terurai adalah soal kondisi jemaah. "Bagaimana penanganannya misalnya ada yang sakit, meninggal dunia, atau paspor hilang," imbuh Nurul.
Soal katering dan transportasi selama ke bandara juga sudah bisa teratasi dengan baik. Namun sempat ada kendala soal katering yakni satu kloter tidak mendapatkan jatah katering lantaran jemaah terlambat datang ke bandara dalam waktu yang cukup lama.
"Terkait bus tidak ada masalah, cuma sedikit masalah keterlambatan. Tapi ada satu kloter nggak dapat katering," ujarnya.
Dalam kesempatan ini perwakilan dari Garuda Indonesia mengaku awalnya ada keterlambatan penerbangan. Namun seiring jalannya waktu, berbagai persoalan bisa diurai sehingga penerbangan kembali normal.
"Awalnya kami delay. Sekarang sudah kembali normal karena sudah ketahuan polanya dan bagaimana mengatasinya," kata perwakilan dari Garuda Indonesia Budi Sutiono dalam rapat evaluasi.
Namun demikian, pihaknya masih tetap meminta kepada para petugas haji untuk tetap membantu sosialisasii kepada para jemaah haji, terutama untuk barang-barang bawaan yang tidak boleh dibawa.
"Kemarin ada ibu-ibu dari Banda Aceh. Masuk sudah di gate, nunggu empat jam lantaran dia ngumpetin barang di daleman (celana dalam), dan lain sebagainya," cerita Budi Sutiono.
Saat ini lebih dari 25 ribu jemaah haji sudah diterbangkan ke Tanah Air baik menggunakan Garuda Indonesia atau pun Saudi Arabia Airlines dalam gelombang pertama pemulangan jemaah haji ini. Mulai awal bulan depan, akan berlangsung gelombang kedua pemulangan jemaah haji tidak dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah lagi, melainkan dari Bandara AMAA Madinah. Gelombang kedua pemulangan jemaah haji Indonesia akan berlangsung hingga pertengahan Oktober.
Saat ini, jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci dalam gelombang dua mulai bergerak ke Madinah untuk melakukan ibadah Arbain (salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi berturut-turut). Mereka nantinya akan pulang ke Tanah Air langsung dari Bandara AMAA Madinah.